
SERAYUNEWS-Proses pencarian korban hilang akibat bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, terus dikebut. Saat ini, 11 alat berat dan anjing pelacak dikerahkan untuk mempercepat pencarian dan evakuasi korban longsor Pandanarum.
Komandan Satgas Penanganan Bencana Longsor Situkung yang juga Dandim 0704 Banjarnegara, Letkol Czi Teguh Prasetyanto, proses pencarian pada hari ke lima ini tidak hanya menggunakan sistem manua. Sebanyak 11 alat berat dan anjing pelacak juga diturunkan agar proses pencarian para korban yang dilaporkan hilang bisa lebih cepat.
“Saat ini, tim gabungan fokus melakukan pencarian 25 warga yang dilaporkan hilang. Tim juga melakukan penyisiran di titik-titik rawan yang menjadi pusat longsoran,” katanya.
Menurutnya, untuk mengoptimalkan operasi pencarian korban longsor Pandanarum, jumlah personel gabungan juga ditambah. Bila sebelumnya tim beranggotakan 500 personel, kini lebih dari 700 personel terjun ke lapangan. Mereka terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, SAR, relawan lokal, hingga masyarakat setempat.
Mereka melakukan pencarian dengan membagi beberapa sektor, hal ini dilakukan agar proses identifikasi dan pencarian lokasi korban dapat lebih cepat. Puluhan relawan juga disebar ke sejumah lokasi serta titik yang dimungkinkan adanya korban tertimbun.
“Setiap sektor kami pantau secara berkala. Penambahan personel diharapkan dapat mempercepat operasi karena medan di lokasi cukup berat dan cuaca sering berubah,” katanya.
Dikatakannya, sebelumnya 6 alat berat sudah diturunkan, namun agar proses lebih cepat, saat ini ditambah 5 alat berat yang diturunkan ke lokasi longsor, termasuk menerjunkan anjing pelacak untuk dapat membantu menemukan titik-titik yang diduga terdapat korban tertimbun.
Dilibatkannya anjing pelacak sangat membantu tim lapangan dalam menemukan tanda-tanda keberadaan korban di antara material longsor yang cukup tebal. Sehingga tim harus lebih hati-hati, terlebih potensi adanya longsor susulan di lokasi kejadian masih dimungkinkan.
“Kita tetap mengutamakan keselamatan. Ada beberapa titik yang tidak bisa dikerjakan saat kondisi hujan. Namun pada pagi hingga siang hari, kami memaksimalkan seluruh alat yang ada,” kata Teguh.