SERAYUNEWS- Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto, Haramain Billady, mengungkapkan bahwa kinerja sektor jasa keuangan di wilayah eks Karesidenan Banyumas menunjukkan pertumbuhan positif hingga akhir Mei 2025.
Data tersebut mencakup sektor perbankan, pasar modal, hingga industri keuangan non-bank (IKNB), dengan dukungan kuat dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta investor muda.
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit di sektor perbankan yang mencakup bank umum serta BPR/S mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 6,38%, 3,69%, dan 1,26% secara tahunan (year on year/yoy).
Kinerja perbankan ini didorong oleh pertumbuhan signifikan bank umum, yang menunjukkan kenaikan aset sebesar 4,11%, DPK sebesar 4,04%, dan kredit sebesar 1,37% yoy.
Sementara itu, BPR/S juga menunjukkan tren positif meskipun terbatas. Aset tumbuh sebesar 1,45% dan DPK naik 2,08%. Namun, penyaluran kredit justru mengalami kontraksi sebesar 0,44% yoy, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang masih tinggi mencapai 20,59%.
“Kontraksi ini terjadi akibat dampak normalisasi kredit restrukturisasi Covid-19. Banyak portofolio kredit stimulus yang setelah dinilai, ternyata tidak mampu bertahan,” jelas Haramain.
Haramain menegaskan bahwa penyaluran kredit BPR/S masih didominasi kredit produktif, terutama untuk modal kerja, dengan pangsa mencapai 53%. Sebanyak 51% dari total kredit disalurkan ke sektor UMKM, mencerminkan komitmen lembaga keuangan dalam mendorong roda perekonomian rakyat.
Sektor penerima kredit terbesar datang dari kategori “Bukan Lapangan Usaha” dan “Perdagangan Besar dan Eceran,” yang menunjukkan geliat aktivitas usaha kecil yang terus menggeliat di tengah tantangan ekonomi.
Di sektor pasar modal, Haramain mengungkapkan bahwa jumlah investor saham dan reksadana meningkat signifikan hingga April 2025. Investor saham tumbuh 21,75% yoy, sedangkan investor reksadana naik 15,48%.
Kenaikan jumlah investor juga diikuti dengan peningkatan nilai transaksi hingga Rp444 miliar atau naik 65,43%. “Investor berusia muda, yakni 18 hingga 25 tahun, menjadi kelompok paling dominan,” ungkapnya.
Di sektor IKNB, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan. Aset LKM tumbuh 0,08%, DPK melonjak 20,95%, dan penyaluran kredit meroket hingga 45,81%.
Namun, industri asuransi mencatatkan penurunan premi hingga 35,30% menjadi Rp153,60 miliar. Di sisi lain, industri perusahaan pembiayaan mencatatkan peningkatan tajam, dengan total pembiayaan mencapai Rp4.025 miliar per April 2025.
Sektor perdagangan besar dan eceran, termasuk reparasi kendaraan, menyerap 24% dari total pembiayaan tersebut.
Performa sektor jasa keuangan di eks Karesidenan Banyumas selama paruh pertama 2025 memperlihatkan optimisme yang tinggi.
Meski BPR/S masih menghadapi tantangan dalam kualitas kredit, dominasi UMKM dalam penyaluran kredit serta antusiasme investor muda di pasar modal menjadi penanda bahwa geliat ekonomi daerah terus bergerak maju.
“Sinergi antara sektor keuangan dan masyarakat, terutama pelaku usaha kecil dan generasi muda, menjadi kunci pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Haramain Billady.