SERAYUNEWS-Mengawali tahun baru Islam 1447 H, sejumlah warga Desa Kemranggon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara menggelar tradisi kirab tenong dan tukar takir. Kegiatan tersebut dilakukan pada hari pertama tahun 1447 H atau bertepatan dengan 27 Juni 2025.
Tradisi kirab tenong dan tukar takir menjadi bagian dari menjaga serta memupuk persaudaraan sesama warga. Selain itu sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki yang sudah diberikan dari sang maha kuasa. Termasuk rezeki hasil panen warga yang melimpah pada tahun lalu serta harapan di tahun mendatang.
Tradisi tukar takir ini diawali dengan kirab tenong. Para kaum wanita desa dari berbagai penjuru desa tersebut memanggul tenong lengkap dengan lauk pauk yang terbungkus dengan daun pisang. Mereka berjalan menuju Taman Maerakaca yang merupakan pusat dari desa tersebut.
Selain barisan tenong yang dibawa oleh kaum wanita, ada juga gunungan hasil bumi yang ikut serta dalam kirab tersebut. Hal ini melambangkan ungkapan rasa syukur atas hasil bumi serta mengharap keberkahan pada yang maha kuasa.
Setelah seluruh warga dan tenong sampai di Taman Maerakaca desa setempat, warga kemudian duduk bersama dan juga dipanjatkan doa yang dipimpin oleh ulama dan tokoh agama setempat. Setelah pembacaan doa, warga kemudian bertukar takir untuk dinikmati bersama.
Tak hanya itu, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan ritual pemendeman atau penanaman hasil bumi ke dalam tanah. Hal ini sebagai simbul dan harapan agar tanah di wilayah tersebut tetap subur dan memberikan hasil pertanian yang berlimpah bagi masyarakat di masa mendatang.
Kepala Desa Kemranggon, Sutoyo mengatakan, tradisi tukar takir dan kirab tenong merupakan warisan leluhur yang harus dipertahankan. Selain bentuk ungkapan rasa syukur, ada nilai kebersamaan dan saling sapa antar warga.
“Ada kekompakan dan kebersamaan warga dalam kegiatan ini, bukan hanya sekadar makan, tetapi ada nilai budaya dan kebersamaan. Ini dibuktikan dengan tersedianya lebih dari 6 ribu takir, dan semua berasal dari swadaya masyarakat,” katanya.
Kegiatan kirab tenong dan tukar takir pada awal tahun baru Islam ini juga mendapatkan dukungan dari masyarakat desa setempat. Selain untuk menjalin silaturahmi, kegiatan ini juga bentuk syukur serta menjaga kekompakan seluruh masyarakat desa.
“Tentu saja kami berusaha membuat makanan yang terbaik untuk ditukar. Sebab, kami percaya dengan berbagi yang terbaik, maka akan mendapatkan yang baik juga. Hal yang sama juga dilakukan oleh warga lain,” kata Khomsiah warga Desa Kemranggon.