
SERAYUNEWS – Pameran Kaligrafi dan Lukisan Tiongkok–Indonesia resmi dibuka di Pusat Bahasa Mandarin Puhua, Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto, Selasa (25/11/2025). Gelaran ini menjadi penanda kuatnya hubungan budaya Indonesia–Tiongkok, sekaligus menghadirkan kolaborasi perdana antara kaligrafi Mandarin dan kaligrafi Arab di Banyumas.
Pembukaan pameran dilakukan langsung oleh Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono. Ia juga menerima dua karya istimewa dari maestro kaligrafi Tiongkok, Prof. Wang Liquan dan Prof. Chen Xiaoying.
Prof. Wang menghadiahkan kaligrafi bertuliskan 和而不同 (hé ér bù tóng) yang dimaknai sebagai semangat “Bhinneka Tunggal Ika”. Sementara Prof. Chen memberikan lukisan gunung dan sungai sebagai simbol persahabatan Indonesia–Tiongkok yang “setinggi gunung dan sepanjang sungai”, sekaligus menggambarkan karakter alam Banyumas di antara Gunung Slamet dan Sungai Serayu.
Momentum pameran semakin istimewa dengan hadirnya Amir Husaini, ahli kaligrafi Arab dan dosen UIN Saizu Purwokerto. Untuk pertama kalinya, ia mengolaborasikan sentuhan karakter Mandarin dalam karya-karyanya.
Amir mempersembahkan kaligrafi bertuliskan:
“اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ باِلصِّيْنِ”
(Uthlubū al-’ilma walaw bis-shīn)
yang berarti “Tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina”.
Karya tersebut diserahkan kepada Pemerintah Tiongkok melalui perwakilannya, Assoc. Prof. Zhang Jinghuo, Direktur Pusat Bahasa Mandarin Puhua. Ia juga memamerkan karya lainnya seperti Al-Ikhlas, Sholawat Al-Fatih, Hasbunallah, tasbih, Ud’uunī astajib lakum, hingga Khairunnās anfauhum linnās.
“Ke depan, selain kelas shufa, kami berencana menambah kelas Kaligrafi Arab PAV agar pemahaman budaya semakin lengkap,” ujar Direktur Puhua Dr. Chen Tao.
Pameran yang digelar pada 25–27 November 2025 ini menampilkan 215 karya pilihan hasil seleksi ketat juri dari College of International Education, Tongji University Tiongkok.
Persiapan telah dilakukan sejak awal tahun, dengan menghimpun 200 karya dari pelukis Tiongkok dan 320 karya dari Indonesia. Dari total itu, dipilih 215 karya yang dipamerkan di Aula KBTK–SD Puhua School.
Assoc. Prof. Zhang Jinghuo menegaskan bahwa karya yang dipamerkan merupakan hasil kolaborasi dua bangsa. “Semua kaligrafi ini berasal dari China dan Indonesia,” ujarnya.
Pembukaan pameran semakin semarak dengan penabuhan 10 tambur secara bersama-sama. Setelah itu, Bupati Banyumas bersama pimpinan perguruan tinggi mitra Puhua menulis shufa kolaboratif yang membentuk kaligrafi 山高水长 (shān gāo shuǐ cháng).
Frasa ini bermakna “Setinggi Gunung, Sejauh Mata Memandang, Berbagi Suka dan Duka”, menjadi tema utama pameran sekaligus simbol persahabatan abadi Indonesia–Tiongkok.
Pameran ini digelar pada tahun yang sarat momentum:
– 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok
– 70 tahun Konferensi Asia Afrika
– 620 tahun pelayaran perdana Laksamana Zheng He ke Nusantara
Berbagai peristiwa sejarah ini ditegaskan sebagai fondasi hubungan harmonis kedua bangsa sejak masa lampau.
Bupati Sadewo berharap pameran ini menjadi penanda semakin kuatnya pertukaran budaya antara Banyumas dan Tiongkok.
“Semoga nilai persahabatan yang tergambar dalam karya-karya hari ini terus terpatri dan memperkuat hubungan kedua bangsa,” katanya.
Wakil Direktur Puhua, Kartika Widjaja, menekankan bahwa kolaborasi lintas budaya ini merupakan kelanjutan semangat Konferensi Asia Afrika.
“Ini momentum menjahit kembali, mengakrabkan kembali, dan meneguhkan kembali bahwa kita sebagai antarbangsa perlu membangun pondasi persatuan di era global,” ujarnya.
Ia berharap kolaborasi ini menjadi energi baru bagi gerakan pertukaran budaya Indonesia–Tiongkok maupun Arab–Tiongkok di Banyumas.
Sementara itu, Assoc. Prof. Zhang Jinghuo, Direktur Pusat Bahasa Mandarin Puhua mengungkapkan jika kaligrafi tersebut berasal dari dua negara. “Sekitar 200 (total kaligrafi yang dipamerkan, red), ini berasal dari China dan Indonesia,” ujar dia.