SERAYUNEWS—-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-26 dengan menghadirkan penyanyi Happy Asmara hingga grup musik beraliran jaz yakni Maliq & D’Essentials.
Acara berlangsung pada Selasa (23/7) di Jakarta Convention Center (JCC).
Namun, bukan kejutan itu yang akan kita ulas. Bicara PKB tak lepas dari Gus Dur. Refleksi tentangnya tampak lebih bermanfaat.
PKB adalah partai yang kelahirannya NU bidani, dengan kepala bidan Gus Dur. Demikian Gus Mus (Sapaan akrab A.Mustofa Bisri) menyebut proses awal berkaitan dengan terbentuknya PKB.
Gus Mus menulis buku berjuduk “Gus Dur garis miring PKB (Kumpulan Tulisan)” yang MataAir Publishing terbitkan, cetakan kedua, 2008.
Di buku ini Gus Mus mampu mendeskripsikan dan menganalisis dengan objektif segala permasalahan yang ada di PKB dan dalam diri Gus Dur.
Sulit kita pungkiri, PKB sangat identik dengan Gus Dur. Namun, realita berkata bahwa PKB kubu Gus Dur kalah bersaing dengan PKB kubu Muhaimin Iskandar kala bertempur di ranah hukum.
Sebelum konflik dengab Cak Imin (sapaan Muhaimin Iskandar), Gus Dur juga pernah berkonflik dengan Matori Abdul Djalil.
Jika dulu era Matori yang berkonflik adalah Guru dan Murid, di masa Cak Imin silam, yang bertikai adalah paman dan keponakan.
Justru itu, Gus Mus menganggap perseteruan tersebut tidaklah berguna dan hanya membuang energi. Perang dingin seperti itu justru membuat rakyat, khususnya warga NU selaku pendukung fanatik PKB, menjadi bingung dan resah.
Di buku ini Gus Mus agak sedikit narsis, ia menulis merasa ‘dihormati’ oleh PKB, sebuah partai politik besar di negeri ini. Namun, kata tersebut tampaknya sengaja dia masukan ke dalam tanda petik. Sebagai simbol bahwa kata ‘dihormati’ tersebut tidak memiliki arti sebagaimana umum.
Gus Mus mengungkapkan bahwa selama ini PKB menghormatinya tapi tak pernah mendengarkan. Kiranya demikianlah arti khusus dari kata ‘dihormati’ tadi. Layaknya, yang mendapat penghormatan senantiasa orang dengarkan.
Tak ada salahnya jika pada hari ulang tahun kali ini, jajaran pengurus PKB mau membuat moratorium, menghormati dan mendengarkan para tokoh NU yang melahirkan PKB.
Lebih dari itu, mereka berupaya memperbaikii hubungan keluarga Gus Dur dengan Cak Imin yang telah lama merenggang sejak 2008 atau pasca konflik internal PKB mencuat. ***(O Gozali)