SERAYUNEWS– Di sebuah ruang kecil yang sederhana milik Bank Sampah Abhipraya, di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, suasana tampak hidup. Lima perempuan paruh baya tampak sibuk dengan aktivitas yang tidak hanya produktif, tapi juga ramah lingkungan. Tangan-tangan mereka begitu lincah menganyam daun pohon nipah menjadi berbagai kerajinan tangan.
Daun nipah yang mereka gunakan bukanlah bahan sembarangan. Bagi sebagian orang, mungkin tanaman ini belum terlalu dikenal. Nipah adalah sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau kawasan pasang-surut di dekat pantai. Daunnya berwarna hijau dan memiliki bentuk memanjang yang menyerupai daun kelapa.
Bedanya, pohon nipah kerap disebut sebagai gulma atau tanaman pengganggu bagi tanaman utama, yakni mangrove. Di sinilah kreativitas warga justru muncul, menyulap nipah yang disebut gulma menjadi berbagai kerajinan tangan.
Jika sebelumnya daun nipah populer dianyam menjadi atap bangunan atau disebut welit, di bank sampah binaan Kilang Cilacap ini, pemanfaatan daun nipah lebih luas menjadi besek dan welbag.
Besek selama ini dikenal sebagai wadah makanan berbentuk persegi atau persegi panjang dari anyaman bambu, sedangkan welbeg adalah istilah baru yang dipilih, mengingat benda ini memiliki fungi serupa polybag, namun materialnya dari daun nipah.
Seperti siang itu Sumiyati, warga RT 3 RW 03 Kelurahan Kutawaru bersama beberapa ibu rumah tangga lain tengah berkumpul di ruang display produk Bank Sampah Abhipraya. Tangannya dengan lincah & terampil menganyam daun-daun nipah yang sudah lepas dari tangkainya. “Ini mau dibuat besek,” katanya, Jumat (4/7/2025).
Tampilan besek daun nipah tidak jauh beda dengan besek dari anyaman bambu. Ada bagian yang besar sebagai wadah, dan bagian kecil sebagai penutup di atasnya. “Ukurannya bermacam-macam, menyesuaikan permintaan pemesan,” imbuh Sumiyati.
Besek daun nipah ini juga sudah digunakan di lingkungan Kilang Cilacap sebagai tempat pengemasan daging kurban, pada momentum Idul Adha, awal Juni 2025 lalu.
Local Hero Bank Sampah Abhipraya, Ahmad Sodri membenarkan besek dan welbag menjadi produk unggulan karena tampilan yang menawan dan ramah lingkungan. “Khususnya welbag yang nyata aman dan tidak meninggalkan sampah plastik, bisa langsung ikut ditanam,” ungkapnya.
Tidak hanya pemanfaatan sampah organik menjadi bernilai tinggi, di bank sampah ini juga mengolah kembali sampah-sampah anorganik untuk digunakan kembali. “Seperti plakat dari cacahan plastik, paving block dari material sampah plastik, hingga pemanfaatan limbah palet dari Kilang Cilacap menjadi meja dan kursi estetik,” imbuh Sodri.
Bank Sampah Abhipraya menjadi bukti nyata kehadiran Kilang Cilacap bagi masyarakat di wilayah terdekat operasional. Keberadaan bank sampah merupakan solusi tepat penanganan sampah di wilayah yang dikelilingi perairan Segara Anakan tersebut.
Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Pusat, Didik Bahagia memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme warga mendukung bank sampah ini.
“Luar biasa, masyarakat mendukung penuh bank sampah ini. Aktivitas ibu-ibu menganyam daun nipah menjadi besek dan welbag juga sangat inspiratif, karena mereka masih bisa mengisi waktu dengan kegiatan produktif dan menghasilkan,” jelasnya dalam kunjungan ke Kutawaru, baru-baru ini.
Konsistensi dalam pembinaan bank sampah ini menjadi kontribusi positif Kilang Cilacap bagi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDG’s pada tujuan pertama, tanpa kemiskinan; tujuan kelima, kesetaraan gender; tujuan ketujuh, energi bersih & terjangkau; serta kedelapan, pekerjaan layak & pertumbuhan eknomi.