
SERAYUNEWS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas IIA Karanganyar, Nusakambangan menciptakan sistem pembinaan yang lebih humanis dan tepat sasaran. Salah satu langkah konkret yang dilakukan yakni melalui kegiatan profiling terhadap para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Terbaru, Lapas Karanganyar melakukan profiling terhadap empat WBP yang digelar di Ruang Konseling Lapas setempat. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam upaya menggali lebih dalam latar belakang, potensi, serta kebutuhan pembinaan masing-masing WBP.
Melalui proses ini, petugas dapat menyusun strategi pembinaan yang lebih efektif dan sesuai dengan karakter individu. Profiling dilakukan secara tatap muka antara petugas dengan warga binaan, menciptakan ruang komunikasi yang terbuka dan penuh empati.
Dalam pelaksanaan profiling, setiap WBP didampingi petugas pendamping selama proses wawancara. Petugas menggali berbagai aspek penting mulai dari riwayat keluarga, latar belakang pendidikan, hingga perilaku selama menjalani masa pidana. Semua dilakukan dengan pendekatan yang lembut dan komunikatif agar warga binaan merasa aman untuk berbagi kisah dan pandangannya.
Kalapas Karanganyar, Riko Purnama Candra menyampaikan, profiling menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pembinaan. “Dengan profiling seperti ini, kami bisa mengetahui lebih dalam kebutuhan, potensi, dan risiko dari masing-masing warga binaan. Jadi program pembinaan yang diberikan tidak bersifat umum, tapi benar-benar sesuai dengan karakter mereka,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).
Pendekatan berbasis data dan karakter ini diharapkan mampu memperkuat sistem pemasyarakatan yang berorientasi pada perubahan perilaku. Melalui kegiatan ini, Lapas Karanganyar berupaya memastikan setiap warga binaan memperoleh pembinaan yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menyentuh aspek psikologis dan sosial mereka.
Langkah ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Lapas Karanganyar terus berinovasi dalam mewujudkan pembinaan yang profesional, empatik, dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat reformasi birokrasi dan pemasyarakatan modern.
Dengan pendekatan humanis seperti ini, diharapkan proses reintegrasi sosial warga binaan nantinya dapat berjalan lebih mulus, membawa mereka kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik dan produktif.