SERAYUNEWS – Dampak gula untuk anak seumur hidup yang paling nyata adalah obesitas.
Anak-anak yang mengonsumsi makanan manis secara berlebihan berisiko mengalami peningkatan berat badan signifikan.
Obesitas yang terjadi sejak dini bukan sekadar masalah penampilan, melainkan pintu masuk bagi berbagai penyakit kronis.
Kasusnya yang paling sering muncul adalah diabetes tipe 2, yang kini tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga mulai merambah kalangan remaja hingga anak-anak.
Mengutip dari Children’s Medical Centers, berikut adalah beberapa risiko yang mengancam anak-anak jika mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan, antara lain:
Penyebab utama dari obesitas dini berasal dari pola makan yang tinggi gula.
Berbagai camilan manis, minuman bersoda, hingga makanan instan yang kaya akan pemanis tambahan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak.
Kebiasaan ini membentuk pola makan yang sulit berubah hingga dewasa, sehingga meningkatkan risiko kesehatan seiring bertambahnya usia.
Sebuah studi dalam jurnal Science oleh Tadeja Gracner menemukan bahwa risiko tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 cenderung lebih tinggi pada orang dewasa yang sejak kecil terpapar banyak gula tambahan.
Temuan ini memperkuat bukti bahwa pola makan kaya gula di masa kanak-kanak membawa dampak jangka panjang yang signifikan terhadap kesehatan.
Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa batas aman konsumsi gula jauh lebih rendah daripada jumlah konsumsi banyak anak saat ini.
Namun, banyak orang tua yang belum sepenuhnya menyadari risiko ini, sehingga kebiasaan mengonsumsi makanan manis sering kali terabaikan.
Efek buruk dari konsumsi gula berlebih sebenarnya lebih terasa pada masa kanak-kanak daripada saat dewasa.
Penyebabnya adalah proses pembentukan preferensi makanan yang terjadi sejak dini.
Meski gula bisa menjadi sumber energi yang cepat bagi tubuh, konsumsi berlebihan justru menimbulkan berbagai masalah.
Lonjakan kadar gula darah yang terjadi setelah mengonsumsi makanan manis memicu peningkatan energi secara mendadak, tapi berlanjut dengan penurunan yang drastis.
Perubahan di atas berakibat pada fluktuasi suasana hati, penurunan fokus, hingga mudah tersinggung.
Dalam jangka panjang, dampak ini memengaruhi perilaku anak dan bahkan prestasi akademisnya.
Memahami efek gula bagi anak sepanjang hidup menjadi langkah pertama bagi orang tua untuk mulai membatasi asupan gula sejak usia dini.
Dengan pola makan lebih sehat, risiko berbagai penyakit kronis dapat berkurang, serta membangun kebiasaan makan lebih baik untuk masa depan anak.***