SERAYUNEWS – Lagu Yalal Waton telah menjadi salah satu simbol semangat nasionalisme umat Islam di Indonesia, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Lagu ini bukan hanya sekadar nyanyian, tetapi juga sebuah seruan cinta tanah air yang sarat makna spiritual dan kebangsaan.
Diciptakan oleh KH Wahab Chasbullah, salah satu pendiri NU, lagu Yalal Waton masih terus dilantunkan hingga kini di berbagai kegiatan pesantren, sekolah Islam, hingga acara kenegaraan.
Menurut sejumlah sumber, termasuk buku Pendidikan Masyarakat: Moderasi, Literasi dan Pernikahan Dini, lagu Yalal Waton diciptakan pada tahun 1916, jauh sebelum Indonesia merdeka.
KH Wahab Chasbullah menggubah lagu ini sebagai bentuk ekspresi perjuangan dan kecintaan terhadap tanah air yang saat itu masih berada di bawah penjajahan.
Frasa “Yalal Waton” sendiri berarti “Wahai Tanah Air”, yang mencerminkan ajakan kepada umat Islam untuk mencintai Indonesia sebagai bagian dari iman.
Lagu ini menjadi media dakwah sekaligus seruan moral agar masyarakat tidak hanya berjuang secara fisik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, syairnya juga terinspirasi dari fatwa jihad KH Hasyim Asy’ari, yang menyerukan pentingnya mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Maka tidak heran, ketika lagu ini dinyanyikan, suasananya mampu membangkitkan semangat perjuangan dan nasionalisme para santri serta warga NU.
Pengaruh lagu Yalal Waton begitu besar hingga pada tahun 2016, Khofifah Indar Parawansa yang saat itu menjabat sebagai Menteri Sosial, mengusulkan agar lagu ini diakui sebagai lagu perjuangan nasional.
Usulan tersebut mendapat banyak dukungan, terutama dari kalangan pesantren, karena liriknya tidak hanya mengandung nilai religius, tetapi juga patriotisme yang kuat.
Lagu ini juga sering diperdengarkan dalam berbagai acara besar NU, seperti Harlah (hari lahir) NU, upacara kebangsaan, dan kegiatan santri.
Bahkan, di beberapa pondok pesantren, lagu Yalal Waton telah menjadi bagian dari rutinitas harian yang dinyanyikan sebelum memulai kegiatan belajar.
ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ
ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ
اِندُونيْسِياَ بِلاَدى
أَنْتَ عُنْواَنُ الْفَخَاماَ
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ
طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ
طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا
Ya lal watan Ya lal watan ya lal watan
Hubbul waton minal iman
Wala takun minal hirman
Inhadhū ahlal watan
Ya lal watan ya lal watan ya lal watan
Hubbul waton minal iman
Wala takun minal hirman
Inhadhū ahlal watan
Indunisiya biladi
Anta ‘unwānul fakhamah
Kullu man ya’tīka yauman
Thāmiḥan yalqa himāmah
Kullu man ya’tīka yauman
Thāmiḥan yalqa himāmah
Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah hai bangsaku
Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah hai bangsaku
Indonesia negeriku
Engkau panji martabatku
Siapa datang mengancammu
‘Kan binasa di bawah durimu
Siapa datang mengancammu
‘Kan binasa di bawah durimu
Secara keseluruhan, lirik lagu Yalal Waton menyampaikan pesan bahwa mencintai tanah air merupakan bagian dari keimanan. KH Wahab Chasbullah ingin menanamkan bahwa semangat nasionalisme tidak bertentangan dengan nilai agama.
Justru, umat Islam memiliki kewajiban moral untuk menjaga, membela, dan memajukan bangsanya sendiri.
Pesan lain yang dapat dipetik adalah pentingnya persatuan dan tanggung jawab warga negara dalam menjaga kehormatan bangsa.
Dengan semangat “Hubbul Wathon Minal Iman” (Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman), lagu ini terus hidup sebagai pengingat bahwa perjuangan untuk Indonesia belum berakhir, dan setiap generasi memiliki perannya masing-masing dalam menjaga keutuhan negeri.
Demikian informasi tentang lirik lagu Yalal Waton tulisan arab. Semoga bermanfaat.***