SERAYUNEWS- Lagu Ya Lal Wathon telah menjadi bagian tak terpisahkan dari semangat kebangsaan Indonesia, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Lagu ini diciptakan oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah, ulama besar sekaligus pendiri NU, pada tahun 1934 sebagai wujud cinta tanah air dan semangat perjuangan melawan penjajahan.
Dalam sejarahnya, KH. Maimoen Zubair pernah meriwayatkan bahwa lagu ini pertama kali dinyanyikan oleh para santri di Madrasah Syubbaanul Wathan, Tambakberas, Jombang.
Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, para santri diwajibkan menyanyikan lagu karya Kiai Wahab tersebut sebagai bentuk penguatan jiwa nasionalisme.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasan selengkapnya mengenai Lirik Ya Lal Wathon:
Lagu Ya Lal Wathon bukan sekadar nyanyian biasa, melainkan simbol perjuangan dan identitas bangsa. Menurut catatan NU Online, lagu ini muncul di masa penjajahan, ketika semangat cinta tanah air menjadi modal utama perjuangan.
Bahkan, tokoh-tokoh muda NU seperti Nusron Wahid dan Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) pernah sowan ke KH. Maimoen Zubair di Sarang, Rembang, untuk memohon ijazah lagu tersebut menunjukkan betapa sakral dan bernilainya lagu ini di mata warga NU.
Teks Arab Lagu Ya Lal Wathon
ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ
ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ
اِندُونيْسِياَ بِلاَدى
أَنْتَ عُنْواَنُ الْفَخَاماَ
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ
طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا
Lirik Latin Lagu Ya Lal Wathon
Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon
Hubbul wathon minal iman
Wala takun minal hirman
Inhadlu alal wathon
Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon
Hubbul wathon minal iman
Wala takun minal hirman
Inhadlu alal wathon
Indonesia biladi
Anta ‘unwanul fakhoma
Kullu may ya’tika yauma
Thomihay yalqo himama
Pusaka hati, wahai tanah airku
Cintaku dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah, hai bangsaku
Pusaka hati, wahai tanah airku
Cintaku dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah, hai bangsaku
Indonesia negeriku
Engkau panji martabatku
Siapa datang mengancammu
‘Kan binasa di bawah durimu
Lagu Ya Lal Wathon mengandung pesan spiritual dan nasionalis yang mendalam. Dalam jurnal Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Achmad Siddiq Jember, lagu ini memiliki tiga lapisan makna utama:
1. Makna Denotatif
Secara literal, lagu ini mengajak umat Islam untuk mencintai tanah air dan siap membela bangsa dari ancaman penjajah.
2. Makna Konotatif
Lagu ini menanamkan nilai persatuan dan semangat juang agar rakyat Indonesia tetap menjaga keutuhan dan martabat bangsanya.
3. Makna Mitos
Secara simbolik, lagu ini menggambarkan bahwa cinta tanah air bukan sekadar kata, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
KH. Abdul Wahab Hasbullah lahir pada tahun 1888 di Tambakberas, Jombang. Beliau berasal dari keluarga pesantren ternama dan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.
Sebagai tokoh nasional, Kiai Wahab dikenal memiliki pandangan jauh ke depan. Melalui lagu Ya Lal Wathon, beliau ingin menanamkan nilai “Hubbul Wathon Minal Iman” (Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman) kepada para santri dan masyarakat luas. Lagu ini menjadi simbol perlawanan moral terhadap penjajahan dan kini diwariskan sebagai bagian dari identitas santri Indonesia.
Hingga kini, lagu Ya Lal Wathon tetap sering dinyanyikan dalam berbagai acara resmi, seperti peringatan Hari Santri Nasional (HSN), kegiatan Muslimat NU, hingga upacara di pesantren dan madrasah.
Liriknya yang kuat dan penuh semangat menjadikan lagu ini bukan hanya warisan budaya, tetapi juga sumber inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai bangsa dan agamanya.