SERAYUNEWS– Menurut survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, pandemi Covid-19 telah memiliki dampak yang signifikan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Survei tersebut menunjukkan bahwa sekitar 87,5% UMKM di Indonesia terkena dampaknya, dengan 93,2% di antaranya mengalami dampak negatif di sisi penjualan.
Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa UMKM di Indonesia memiliki potensi untuk pulih dari pandemi Covid-19. Sebuah studi dari Universitas Indonesia menemukan bahwa UMKM di Jawa, terutama di wilayah Jabodetabek, termasuk dalam kategori yang tangguh dan mampu bertahan selama pandemi. Studi lain menunjukkan bahwa UMKM di Indonesia dapat meningkatkan kinerja mereka dengan menggunakan teknologi digital selama pandemi.
“Hal tersebut tentu saja berdampak negatif pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). karena dapat mempengaruhi tingginya kredit macet di perbankan ataupun lembaga keuangan lainnya. Selain faktor pandemi atau force majeure ternyata kurangnya pemahaman UMKM tentang literasi keuangan masih sangat minim,” ujar R. Erwin Candra Wijaya, S.E, Mahasiswa S2 Universitas Putra Bangsa, Rabu (17/1/2024).
Menurutnya, dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa UMKM dengan literasi keuangan yang rendah cenderung memiliki kredit macet yang lebih tinggi. Oleh karena itu, literasi keuangan sangat penting bagi UMKM untuk mengelola keuangan mereka dengan baik dan memenuhi kebutuhan mereka.
Pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen keuangan dikenal sebagai “literasi keuangan”. Adanya kesadaran ini memiliki efek jangka panjang yang dapat menjaga kondisi keuangan tetap stabil, aman, dan sejahtera. Literasi keuangan tidak hanya penting untuk individu, tetapi juga berpengaruh dalam kemajuan perekonomian suatu negara.
Bank Indonesia (BI) mendorong peningkatan literasi keuangan UMKM melalui pencatatan keuangan secara digital, yang akan mendorong UMKM dalam mengakses pembiayaan, pasar, dan meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu, perbankan memiliki kemampuan untuk memberikan pendampingan bagi UMKM dan melakukan matching (pencocokan) jenis usaha antara satu debitur dengan debitur lain.
Pekerja perbankan memainkan peran penting dalam mendorong transformasi ekonomi inklusif. Bank Indonesia (BI) membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi lebih cerdas tentang keuangan melalui pencatatan keuangan secara digital.
Ini akan membantu UMKM dalam mendapatkan pembiayaan, pasar, dan meningkatkan kapasitas produksi mereka. Selain itu, perbankan memiliki kemampuan untuk mendampingi dan menyesuaikan jenis usaha antara debitur dengan debitur lainnya. Dengan demikian, perbankan dapat membantu pelaku UMKM mengatasi tantangan yang dihadapi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah.
Lanjut Erwin, bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat penting untuk menggerakkan ekonomi sebuah negara. Untuk berkembang dan maju, UMKM memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mendorong stabilitas nasional.
“Namun, UMKM sering menghadapi tantangan seperti kekurangan modal, persaingan pasar yang tidak sehat, dan kurangnya pengetahuan tentang jaringan pasar. Oleh karena itu, sangat penting bagi UMKM untuk belajar tentang pemahaman literasi keuangan,” tandasnya.