SERAYUNEWS- Fenomena langit spektakuler kembali hadir di bulan Mei 2025. Hujan meteor Eta Aquarids, yang berasal dari sisa debu komet legendaris Halley, akan mencapai puncaknya pada malam 5 hingga 6 Mei 2025.
Apakah masyarakat Indonesia bisa menyaksikan keindahan langit ini? Melansir berbagai sumber, mari kita simak penjelasan para pakar dan tips pengamatan berikut ini.
Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), hujan meteor Eta Aquarids merupakan hasil dari interaksi butiran debu komet 1P/Halley dengan atmosfer Bumi.
Komet ini, yang memiliki ukuran sekitar 16 x 8 x 8 kilometer, melepaskan lapisan es dan batuan setiap kali melintasi bagian dalam tata surya.
Partikel-partikel ini membentuk jalur puing yang menciptakan dua hujan meteor besar setiap tahun—Eta Aquarids pada bulan Mei dan Orionids pada Oktober.
Meteor dari Eta Aquarids dikenal sangat cepat, melesat hingga 65,4 kilometer per detik saat memasuki atmosfer Bumi. Kecepatan ini membuatnya meninggalkan jejak cahaya yang bisa bertahan beberapa detik hingga menit.
Nama Eta Aquarids diambil dari bintang terang Eta Aquarii di rasi Aquarius, tempat meteor-meteor ini tampak berasal. Namun, rasi ini hanyalah penunjuk arah visual di langit malam, bukan sumber sebenarnya dari meteor tersebut.
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan meteor ini berlangsung sejak 20 April hingga 21 Mei 2025, dengan puncak aktivitas pada malam 5 dan 6 Mei.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Prof. Thomas Djamaluddin, menyebutkan bahwa fenomena ini dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.
Dia menyebut, pengamatan terbaik dilakukan antara tengah malam hingga menjelang fajar tanpa alat bantu, cukup dengan mata telanjang.
Ia menambahkan, ada tiga syarat utama agar hujan meteor dapat terlihat jelas:
Peneliti Ahli Muda BRIN, Farahhati Muhmtahana, memberikan beberapa kiat agar pengalaman menyaksikan Eta Aquarids lebih memuaskan:
Meteor bisa muncul dari berbagai penjuru langit, tetapi semakin dekat ke titik radian, semakin banyak yang bisa dilihat.
Saat puncaknya, pengamat di wilayah selatan khatulistiwa seperti Indonesia berpotensi melihat hingga 50 meteor per jam, tergantung kondisi langit.
Namun perlu diingat, bulan akan bersinar terang sekitar 72% pada malam puncak, sehingga disarankan mulai mengamati saat Bulan mulai terbenam.
Selain hujan meteor, bulan Mei 2025 juga akan diramaikan oleh sejumlah fenomena astronomi menarik lainnya:
Agar pengalaman mengamati langit lebih menyenangkan:
Hujan meteor Eta Aquarids adalah momen langka yang dapat dinikmati oleh siapa saja, termasuk masyarakat Indonesia.
Dengan persiapan yang tepat dan lokasi yang sesuai, Anda bisa menyaksikan puluhan meteor menghiasi langit malam pengalaman yang tak hanya menakjubkan, tapi juga mendekatkan kita pada keajaiban alam semesta.