SERAYUNEWS – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengenalkan strategi pemasaran digital kepada petani. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh tantangan yang dihadapi para petani dalam mengembangkan daya tawar dan daya saing di pasar.
Selain itu, keterbatasan pengetahuan teknologi informasi dan usia petani yang umumnya di atas 50 tahun membuat mereka sulit beradaptasi dengan pemasaran digital. Program ini mengusung tema ‘Peningkatan Produk Hortikultura Melalui Pembuatan Kripik dan Stik Sayuran serta Pemasaran Digital’.
Menggandeng Koperasi Petani Jaya Makmur Indonesia sebagai mitra utama dan melibatkan tim pelaksana yang dipimpin oleh Dr. Erny Rachmawati, SE M bersama Dr. Amir, SE MSi dan Achmad Fauzan, SCom M Cs.
“Sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa untuk memperkuat keterampilan teknis mereka di lapangan,” kata Dr Amir, Senin (28/10/2024).
Melalui pelatihan ini, mahasiswa dilatih untuk memilih dan mengolah sayuran, mempraktikkan pembuatan kripik dan stik sayuran, serta mengikuti magang di Koperasi Petani Jaya Makmur guna memahami manajemen usaha kecil dan koperasi pertanian.
Selain itu, lanjut Dr Amir, mereka juga mempelajari strategi pemasaran digital, termasuk pembuatan konten, pengelolaan akun media sosial, dan pengembangan website koperasi sebagai platform penjualan online.
“Dalam pelatihan ini, tim LPPM UMP mengadakan sejumlah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan para petani. Tujuannya antara lain meningkatkan kemampuan petani dalam pengolahan hortikultura menjadi produk bernilai tambah seperti kripik dan stik sayuran, serta memperkenalkan mereka pada strategi pemasaran digital dengan konsep P4: produk, place, price, dan promotion,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Erny Rachmawati mengungkapkan bahwa pelatihan ini juga bertujuan untuk menjawab masalah regenerasi petani, mengingat masih adanya persepsi negatif tentang profesi petani sebagai pekerjaan dengan prospek terbatas dan tingkat kesejahteraan rendah.
Selain itu, tim UMP juga memperkenalkan teknologi produksi sederhana yang membantu menjaga kualitas dan memperpanjang umur simpan produk, sekaligus meningkatkan nilai jual produk hortikultura. Para petani diajarkan menggunakan teknologi pengolahan dan kemasan menarik untuk menambah daya tarik di pasar.
“Dengan adanya pendampingan seperti ini, kami berharap petani dapat meningkatkan nilai produk dan daya saing mereka. Selain itu, keterlibatan mahasiswa juga akan menambah pemahaman mereka tentang manajemen usaha koperasi dan mengaplikasikan pemasaran digital di dunia pertanian,” ujar Erny.
Lebih jauh ia mengatakan, selain meningkatkan keterampilan teknis pengolahan produk, kegiatan ini menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran. Para petani dibimbing dalam mengembangkan website koperasi yang terintegrasi dengan platform e-commerce, media sosial, dan iklan online.
“Konten pemasaran seperti foto produk, video, dan artikel turut dibuat guna mendukung promosi produk hortikultura melalui media digital. Dengan adanya program ini, diharapkan koperasi dan para petani dapat lebih berdaya saing di pasar, meningkatkan pendapatan, dan menjadikan usaha tani sebagai profesi yang memiliki prospek ekonomi yang cerah di masa depan,” kata dia.