Mengingat saat ini telah terjadi pemanfaatan wilayah pesisir sebagai objek wisata tentunya dapat mengganggu dan merusak tempat bertelur dan menetasnya telur penyu, oleh karena itu di pantai ini, sekarang telah didirikan tempat konservasi dan penetasan telur penyu hasil kerjasama antara Pemerintah Desa Karangbenda, PT Pertamina RU IV Cilacap, dan Kantor BKSDA Kabupaten Cilacap.
Sebagai tempat konservasi yang relatif baru dan belum banyak yang mengetahui, maka kami dari mahasiswa UMP Purwokerto yang tergabung dalam kelompok KKNT PPC 093 Desa Karangbenda di bawah bimbingan DPL Bapak Kurniawan, M.Si berinisiatif untuk mengenalkan dan mengedukasi warga di sekitar pantai tentang konservasi penyu. Sasaran utamanya adalah anak-anak SD dan SMP di Desa Karangbenda yang saat ini menjalani pembelajaran online dari rumah, dengan maksud selain sebagai ajang edukasi, juga sebagai ajang liburan setelah 1 tahun lebih hanya beraktivitas di rumah saja.
Kegiatan edukasi ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Februari 2021 pada pukul 15.00 sampai 17.00 WIB dengan jumlah peserta sekitar 10 orang. Dalam kegiatan ini, peserta dikenalkan tentang jenis-jenis penyu yang ada di dunia dan juga tentang proses konservasi penyu mulai dari pencarian telur penyu, pemeraman telur, penetasan telur, pemeliharaan tukik dan pelepasan tukik di pantai.
Dijelaskan oleh pengelola tempat konservasi, Bapak Jumawan, bahwa di tempat konservasi ini, saat ini hanya terdapat telur dan tukik dari jenis penyu lekang yang termasuk dalam jenis penyu sisik dengan nama latin Lepidochely olivacea. Penyu ini dicirikan dengan ukuran tubuh yang kecil, karapasnya berwarna abu-abu kehijauan dengan panjang dapat mencapai 62-70 cm dan berat mencapai 35-45 Kg.
Telur penyu diperoleh dari para nelayan di Desa Karangbenda yang pulang melaut dengan sistem penggantian kompensasi sejumlah yang dihitung berdasarkan jumlah telur yang diberikan. Pada bulan-bulan tertentu, pengelola tempat konservasi dan juga masyarakat di sekitar pantai juga melakukan pencarian telur penyu pada malam hari di sepanjang Pantai Sodong. Telur penyu yang diperoleh selanjutnya ditanam di dalam pasir dan dibiarkan selama 46 hari sampai menetas menjadi tukik. Tukit yang baru menetas akan naik ke permukaan pasir yang kemudian dipindah ke dalam bak penampungan yang berisi air laut.