SERAYUNEWS – Di antara ribuan wisudawan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), sosok Samar T.M. Alhaj mencuri perhatian, akhir pekan lalu. Mahasiswa asal Gaza, Palestina, ini berhasil menuntaskan pendidikan sarjana dengan predikat cum laude.
Di tengah kebahagiaan kelulusan, ada cerita haru tentang perjuangan yang tak mudah. Ia tak hanya berjuang menyelesaikan tugas-tugas kuliah, tapi juga berhadapan dengan kecemasan akan kondisi keluarganya di Gaza.
Samar, yang biasa dipanggil Samara, mengaku bangga bisa menempuh pendidikan di UMP, Indonesia. Kondisi sulit di tanah kelahirannya, Palestina, tak membuatnya menyerah.
Bahkan, di tengah perkuliahannya, ia sempat kehilangan kontak dengan orang tua akibat perang dan harus menyaksikan rumah keluarganya hancur. Namun, semua rintangan itu ia jadikan motivasi.
“IPK 3,98 yang saya raih bukan hanya hasil usaha saya, tetapi juga berkat doa keluarga, bimbingan dosen, dan dukungan UMP. Beasiswa rektor yang saya terima sangat berarti, tanpa itu mungkin saya tidak akan berdiri di sini hari ini,” ujarnya dengan penuh haru saat menyampaikan sambutan.
Dalam pidatonya, Samar juga tak lupa menitipkan pesan penting kepada seluruh hadirin. Ia meminta agar tidak melupakan Palestina dalam setiap doa.
“Gaza adalah rumah saya, tempat penuh kesulitan, tapi juga tempat saya belajar arti kekuatan hati. Saya bangga bisa mewakili keluarga, mahasiswa internasional, dan semangat untuk tidak menyerah,” tambahnya.
Kisah Samar mengukuhkan komitmen UMP sebagai “rumah” bagi mahasiswa internasional. Rektor UMP, Prof. Dr. Jebul Suroso, merasa bangga dengan pencapaian yang diraih Samar. Baginya, kehadiran mahasiswa asal Palestina ini menjadi bukti bahwa pendidikan dapat menjadi jembatan harapan.
“Kami merasa bangga Samar dapat menuntaskan studi S1 dan S2 di UMP dengan gemilang. Kehadirannya menjadi bukti bahwa pendidikan bisa menjadi jembatan harapan di tengah keterbatasan. UMP akan terus membuka ruang bagi mahasiswa internasional agar bisa berkembang dan memberi manfaat bagi bangsanya,” kata Rektor.
Kisah Samar menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mengukir prestasi. Perjuangan dan semangatnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, sekaligus menegaskan pentingnya pendidikan sebagai jalan menuju masa depan yang lebih baik.