SERAYUNEWS- Untuk mengatasi makin parahnya sedimentasi di Waduk Mrica Banjarnegara, PLTA Mrica uji coba pemanfaatan material sedimentasi sebagai bahan dasar batu bata.
Senior Manager PLTA Mrica, Nazrul Very menyampaikan, saat ini sedang ujicoba dengan melibatkan kelompok masyarakat tertentu.
“Aksesnya terbatas, karena Waduk Mrica merupakan obyek vital nasional,” katanya.
Ujicoba pemanfaatan material sedimen, kata dia, di buat sebagai bahan baku batu bata dan media tanam untuk tanaman konservasi. Tentunya, kata dia, ada mekanisme tertentu yang menjadi campuran untuk bentuk tersebut.
“Material sedimentasi, tidak sama kandungannya dalam tiap lapisannya. Kelompok masyarakat yang melakukan ujicooba juga paham tentang zat-zat kandungan, sehingga akan memudahkan dalam melakukan ujicobanya,”katanya.
Penggagas pemanfaatan sedimentasi, Hanif mengatakan, dia bersama teman-temannya sudah sejak beberapa tahun lalu melakukan penelitian terkait kandungan material sedimentasi Waduk Mrica.
“Untuk batu bata, menggunakan komposisi material sedimentasi bercampur dengan tanah. Tapi lebih banyak material sedimennya,” katanya.
Hanif sangat optimistis, ujicoba sedimen menjadi bahan baku batu bata ini berhasil. Selain lebih murah harganya, secara kualias juga akan bagus.
Jika berhasil, harapannya para perajin batu bata bisa memanfaatkan material sedimen Mrica. Sehingga, akan menjadi bagian dari upaya pengurangan sedimen waduk.
Untuk media tanam, 80 persen menggunakan material sedimentasi dan 20 persen lagi berupa kapur, pupuk kandang, termasuk cacahan enceng gondok.
“Kami juga membuat pupuk padat, berbahan tanaman enceng gondok yang sangat melimpah di Waduk Mrica. Enceng gondok di campur bahan lainnya dan pengerjaan masih manual. Sudah ada kelompok tani di dataran tinggi Dieng yang menggunakan media tanam sedimentasi dan pupuk enceng gondok,” katanya.