Purwokerto, serayunews.com
Pemilik Cafe Etnik, Naufal Arif Bahtera mengatakan dirinya mengaku harga murah tersebut dilakukan, karena pihaknya peduli dengan masyarakat yang memang terdampak PPKM.
“Meski kita ikut terdampak, paling tidak kita sedikit lebih beruntung,” kata dia.
Naufal menjelaskan, bahwa di PPKM Darurat ini banyak pedagang kaki lima yang bergantung penghasilannya pada pendapatan harian. Sehingga untuk membeli makanan atau minuman mereka harus benar-benar memperhitungkannya. Oleh sebab itu, mereka berusaha untuk tetap menyajikan kopi kualitas yang bagus kepada masyarakat yang menyukai kopi dengan harga murah.
“Kopi susu biasanya harga Rp 20 ribu, kita jual hanya Rp 5.000. Kita targetkan 500 cup. Nanti hasil penjualan ini, kita akan berikan kepada PKL yang kemarin terdampak PPKM Darurat. Memang pelanggan yang sudah tahu, akan membayar uang lebih, bahkan ada yang beli dua cup bayarnya Rp 50 ribu. Nanti sebagian yang terkumpul akan kita belikan sembako dibagikan kepada mereka yang benar-benar terdampak” kata dia.
Hal serupa juga dilakukan oleh Pemilik Kedai Kopi Lajornada Coffe Dukuwaluh, Zubir Munir serta Shelter Kopi milik Catur Prasetyo. Mereka telah mengumpulkan bahan-bahan untuk menyeduh kopi selama satu bulan terakhir. Bahan-bahan tersebut, tak sempat terjual karena pelanggan menurun drastis.
“Minuman yang kami buat dari bahan-bahan perkumpulan industri kopi di Banyumas kita jadiin satu, lalu kita bagikan ke ojek online, tukang parkir, becak, angkotan, serta juga ke titik penyekatan sampai ke rumah sakit,” ujar Zubir.