SERAYUNEWS— Tanggal 14 Maret merupakan Hari Matematika Internasional karena banyak negara sudah memperingati sebagai Hari Pi yang menjadi perayaan tahunan konstanta matematika.
Nilai Pi kira-kira 3,14. Dari situlah 14 Maret menajadi Hari Pi, karena format penulisan tanggal 14 Maret di AS penulisannya 3/14.
Tema perayaan Hari Matematika Internasional 2024 adalah Playing with Math atau Bermain dengan Matematika. Hal itu ingin menunjukkan bahwa matematika tidak rumit, bisa kita pahami dengan cara bermain.
Singapura telah membuktikannya. Mereka belajar matematika dengan cara bermain. Matematika Singapura menjadi yang terbaik di dunia. Skor PISA 2022 Singapura Matematika menempati peringkat yang pertama.
PISA (Programme for International Student Assessment) merupakan studi untuk menilai sistem pendidikan di seluruh dunia. PISA menilai tiga aspek, yaitu literasi membaca, matematika, dan sains.
Bagaimana dengan Indonesia? Kita masih tertahan di posisi ke-69 dengan skor 388. Posisi ini bahkan termasuk 12 terbawah. Bahkan, dibanding negara-negara ASEAN lain, Indonesia masih kalah dengan Thailand di peringkat 57 (394), Malaysia di peringkat 53 (409), dan Brunei Darussalam di peringkat 40 (442).
Metode Matematika Singapura
Matematika Singapura berfokus pada membangun keterampilan matematika dasar ketimbang pada isi. Hal ini mengajari siswa untuk berfokus pada beberapa konsep kunci secara lebih mendalam menggunakan tiga langkah pendekatan belajar: konkret, bergambar, dan abstrak.
Dari usia muda, anak-anak Singapura belajar cara untuk mengembangkan proses matematika kritis, seperti penalaran, komunikasi, dan pemodelan. Karakteristik pendekatan negara itu dalam mengajarkan matematika terkenal sebagai Matematika Singapura.
Kementerian Pendidikan Singapura pada 1980-an awalnya mengembangkan metode itu untuk sekolah-sekolah publik mereka. Fokus metode itu kemudian beralih dari sekadar mengingat menjadi memiliki pemahaman mendalam mengenai yang mereka pelajari. Metode itu lantas diadopsi dalam berbagai bentuk di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir.
Ciri khas Metode Matematika Singapura diperkuat dua gagasan utama, yaitu pendekatan Concrete, Pictorial, Abstract (CPA) dan penguasaan.
Metode itu berlandaskan pada gagasan bahwa semua orang kerap menganggap matematika sulit karena abstrak.CPA pun memperkenalkan konsep abstrak dengan cara yang konkret. Setelah memahami dasarnya dalam bentuk konkret, barulah proses berlanjut ke subjek yang lebih kompleks.
Hal ini mengajari siswa untuk berfokus pada beberapa konsep kunci secara lebih mendalam menggunakan tiga langkah pendekatan belajar: konkret, bergambar, dan abstrak.
Karena metode matermatika Singapura menjadi populer, banyak sekolah di AS dan di negara lain seperti Inggris, Kanada, dan Israel juga mulai menggunakannya. Hasilnya, banyak sekolah yang mengklaim bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam nilai ujian siswa.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah masih lebih penting belajar manajemen konser Taylof Swift yang Singapura monopoli? Seperti yang kemarin Menteri Luhut Binsar Panjaitan gaungkan.*** (O Gozali)