Banjarnegara, serayunews.com
Dalam kesehariannya, Slamet sang dukun pengganda uang memang tertutup. Namun sejumlah warga mendengar ada desas-desus, kalau yang bersangkutan merupakan seorang dukun yang bisa menggandakan uang.
Kepala Desa Balun, Mahbudiono mengatakan, Tohari alias Slamet memang warga Desa Balun. Namun yang bersangkutan jarang muncul dan bergaul dengan masyarakat. Bahkan saat warga ke rumahnya pun yang bersangkutan jarang di tempat.
Namun beberapa waktu lalu, ada tamu dari luar daerah seperti Palembang, Karanganyar, Pekalongan yang sempat menanyakan alamat Tohari alias Slamet ke desa.
Baca juga: [insert page=’terus-bertambah-polisi-temukan-11-kuburan-korban-pembunuhan-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara’ display=’link’ inline]
“Kebanyakan dari luar kota, ada juga yang sempat bertanya ke desa. Warga juga hanya mendengar kalau Slamet sering dan bisa melakukan ritual penggandaan uang,” katanya.
Selain itu, Slamet yang lebih tertutup terhadap warga juga sering bepergian dengan warga luar kampung, bahkan bisa sampai beberapa hari.
“Orangnya tertutup, jadi tidak banyak yang tahu kegiatannya,” ujarnya.
Baca juga: [insert page=’sang-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara-akui-bunuh-korbannya-karena-kesal’ display=’link’ inline]
Seperti diberitakan, sejak ditangkap akibat melakukan pembunuhan terhadap korbannya, Slamet sang dukun pengganda uang kini harus mendekam di jeruji besi. Bahkan hasil pengembangannya, sudah ada total 10 jasad yang dugaannya adalah korban dari dukun pengganda uang tersebut.