Banjarnegara, serayunews.com
Telasan merupakan satu tradisi turun temurun warga dalam menyambut awal bulan Syawal, sekaligus menjadi satu ajang silaturahmi dan saling berbagi sesama warga. Sayang budaya ini mulai hilang, sejak puluhan tahun lalu.
Sebagai upaya untuk menghidupkan bidaya Telasan ini kembali, sejumlah warga Desa Karanganyar, Kecamatan Kalibening melakukannya pada Lebaran tahun ini. Tradisi Telasan ini mulai dengan berkumpulnya para warga di satu tempat. Masing-masing warga membawa tenong yang sudah berisikan makanan.
Sesepuh Dusun Karangtengah, Desa Karanganyar, Kecamatan Kalibening, Hadi Susilo mengatakan, semasa dia masih kecil tradisi Telasan ini menjadi satu kegiatan yang ditunggu-tunggu. Sebab kegiatan ini berlangsung pada 1 Syawal, setelah warga melaksanakan salat Idulfitri.
Baca juga: [insert page=’pastikan-keamanan-objek-wisata-kapolres-banjarnegara-tinjau-objek-wisata’ display=’link’ inline]
Telasan ini sendiri mengandung makna selesai, artinya warga telah melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Tetapi adanya perbedaan Lebaran ini, membuat tradisi Telasan berjalan pada H+2 Lebaran.
Dalam kegiatan ini, seluruh warga membawa tenong yang sudah berisikan aneka makanan dengan berjalan kaki menuju Balai Rakyat. Sesampainya di lokasi, sesepuh desa memberikan sambutan dan berlanjut dengan doa bersama.
“Pada kegiatan ini, seluruh warga saling ikhlas memaafkan, mereka juga saling bertukar tenong untuk makan bersama sebagai wujud syukur dan siap untuk memulai kehidupan yang lebih baik, setelah menjalani masa penggemblengan selama Ramadan,” katanya.
Menurutnya, tradisi ini sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan. Namun tradisi ini sempat hilang di tahun 1980an. Saat sesepuh desa yang bernama Mbah Penatus meninggal dunia.
“Alhamdulillah tahun ini mulai dihidupkan kembali, kita bisa melihat warga guyub rukun dalam kegiatan ini, saling berjabat tangan dan memaafkan. Untuk makanan yang kami bawa, itu sesuai dengan selera dan kemampuan masing-masing,” ujarnya.