SERAYUNEWS – Dalam proses pengambilan dan pengujian keputusan, Guru Penggerak mempunyai 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah yang harus diterapkan.
Sebagai informasi, Program Guru Penggerak merupakan inisiatif dari Kemendikbudristek untuk menciptakan guru yang mampu menjadi pemimpin pendidikan yang inovatif dan inspiratif.
Nah, salah satu aspek penting yang diajarkan dalam program ini adalah kemampuan mengambil keputusan yang etis dan efektif. Apa saja? Yuk, simak sampai akhir.
Guru Penggerak diajarkan untuk memahami bahwa dalam banyak situasi, terdapat konflik antara nilai-nilai yang sama-sama benar (right vs right). Berikut adalah empat paradigma utama yang sering dihadapi:
Konflik ini muncul ketika harus memilih antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Sebagai contoh, seorang guru mungkin harus memutuskan apakah memberikan perhatian khusus pada satu siswa yang berjuang secara akademis, atau memprioritaskan kebutuhan seluruh kelas.
Dalam paradigma ini, guru harus menyeimbangkan antara penegakan aturan dengan sikap kasih sayang.
Contohnya, apakah guru harus menerapkan hukuman yang sudah ditetapkan secara adil, atau memberikan keringanan atas dasar belas kasihan karena alasan khusus?
Paradigma ini melibatkan pilihan antara kejujuran yang lugas dan kesetiaan terhadap seseorang atau kelompok.
Misalnya, seorang guru mungkin mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh rekan kerja, dan harus memutuskan apakah akan melaporkannya untuk menjaga integritas, atau tetap setia pada solidaritas di lingkungan kerja.
Keputusan jangka pendek sering kali memberikan hasil yang cepat, tetapi mungkin berdampak negatif dalam jangka panjang.
Misalnya, seorang guru dapat memutuskan untuk mengurangi beban tugas siswa saat ini demi kenyamanan, tetapi ini mungkin mengorbankan perkembangan keterampilan penting di masa depan.
Dalam menghadapi berbagai konflik nilai tersebut, ada tiga prinsip pengambilan keputusan yang dapat menjadi panduan bagi Guru Penggerak:
Prinsip ini mengutamakan hasil akhir atau dampak dari suatu keputusan. Keputusan diambil berdasarkan pertimbangan apa yang akan menghasilkan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.
Prinsip ini berfokus pada aturan dan prinsip yang ada. Keputusan diambil berdasarkan norma, aturan, atau kewajiban moral yang berlaku, tanpa terlalu memperhatikan hasil akhir.
Dalam hal ini, keputusan diambil dengan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, yakni dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil sudah matang dan dipertimbangkan secara menyeluruh, Guru Penggerak diajarkan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi nilai-nilai atau prinsip-prinsip etis yang saling bertentangan dalam situasi tertentu.
Guru harus menentukan siapa saja pihak yang terlibat dan bagaimana keputusan ini akan berdampak pada mereka.
Fakta-fakta penting harus dikumpulkan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang situasi yang dihadapi.
Setelah memahami situasi, guru perlu menentukan apakah ada elemen yang jelas-jelas salah atau benar secara moral.
Langkah ini melibatkan analisis lebih lanjut terhadap konflik nilai (benar vs benar) dan menimbang mana yang harus diutamakan.
Guru harus menerapkan salah satu dari tiga prinsip pengambilan keputusan untuk menemukan solusi yang tepat.
Pertimbangkan kemungkinan adanya alternatif ketiga yang dapat menyelesaikan masalah tanpa harus mengorbankan salah satu nilai.
Setelah semua langkah di atas, saatnya membuat keputusan akhir yang didasarkan pada prinsip dan fakta yang sudah dianalisis.
Langkah terakhir adalah merenungkan kembali keputusan yang diambil, memeriksa apakah ada yang terlewat, dan belajar dari pengalaman ini untuk pengambilan keputusan di masa depan.
Demikian mengenal empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Semoga bermanfaat untuk Anda.***