SERAYUNEWS – Setelah sukses dengan film layar lebar pertamanya, sutradara muda, Umay Shahab, kini kembali menyutradarai filmnya yang kedua.
Dengan judul Ketika Berhenti Disini, film kedua besutan Umay akhirnya tayang di layar lebar Indonesia, pada Kamis, 27 Juli 2023.
Film tersebut kembali diproduseri oleh Prilly Latuconsina dengan menggandeng talenta-talenta berbakat lain, seperti Bryan Domani, Refal Hady, Lutesha dan Sal Priadi
Memiliki judul yang menarik, film hasil sinergi kedua sineas muda ini mengisahkan tentang romantisasi kesedihan.
Pada film Ketika Berhenti Disini menceritakan bagaimana Dita, sosok yang di-perankan oleh Prilly harus menghadapi beberapa kehilangan dalam hidupnya.
Hingga penemuannya terhadap kacamata berteknologi Augmented Reality (AR) yang membuat dirinya harus memikirkan ulang soal kehidupannya.
Menariknya, Film Ketika Berhenti Disini dibuka dengan narasi tentang filosofi mandala.
Mandala merupakan pola lingkaran dan persegi yang kompleks yang memiliki titik pusat di tengahnya.
Secara harfiah, mandala memiliki arti lingkaran. Namun mengapa filosofi mandala sering dikaitkan untuk menata kehidupan?
Mandala kerap dianggap sebagai alam semesta atau dunia dengan titik pusat yang mewakili perpaduan harmonis antara diri sendiri juga dengan lingkungan.
Simbol lingkaran pada mandala melambangkan keutuhan. Sedangkan simbol persegi melambangkan harmonisasi dan keseimbangan.
Di dalam pola lingkaran dan persegi tersebut terdapat garis-garis lurus yang saling menghubungkan komponen-komponen yang memiliki sifat saling bertolak belakang, seperti cinta dan benci, amarah dan ikhlas.
Komponen-komponen tersebut menggambarkan fase kehidupan manusia mulai dari dari rasa kebencian dan rasa cinta yang saling menyelimuti.
Perasaan amarah yang menggebu-gebu hingga perasaan ikhlas yang menjadi titik terakhir dalam fase manusia untuk menuju kedamaian.
Jadi sebenarnya filosofi mandala mengajak manusia untuk menyatukan kembali kesadaran dalam dirinya yang sebelumnya tercerai berai terbagi ke berbagai komponen menjadi serasi dan harmonis. *** (Azahra Ummu Fadila)