SERAYUNEWS – Owner Wardah, Nurhayati Subakat saat ini tengah menjadi sorotan banyak pihak. Bukan hanya produk-produk kecantikannya yang berhasil memikat banyak konsumen, namun karena sikapnya yang tidak suka pamer kekayaan bahkan sedikit disorot publik.
Pemilik bisnis kecantikan terbesar di Indonesia ini memang kehidupannya jarang terekspos, sehingga banyak yang tidak mengenal siapa Nurhayati Subakat itu.
Nurhayati Subakat, lahir di Padang Panjang pada 27 Juli 1950, adalah seorang wanita inspiratif di dunia bisnis kecantikan Indonesia.
Lulusan S1 Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1975 ini, berhasil meraih penghargaan Kalbe Farma Award sebagai lulusan terbaik profesi Apoteker ITB.
Pada tahun 2018, Nurhayati masuk dalam daftar “25 Pebisnis Wanita Paling Berpengaruh di Asia” versi majalah Forbes.
Setahun kemudian, beliau mendapat penghargaan ASEAN Business Award (ABA) kategori Women Entrepreneur sebagai pendiri PT Paragon Technology and Innovation.
Pada tahun yang sama, Fortune Indonesia menobatkannya sebagai salah satu dari “20 Wanita Paling Berpengaruh”.
Nurhayati Subakat memulai karirnya sebagai Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil di Padang.
Bersama suaminya, beliau merintis bisnis kecantikan dari industri rumahan dengan produk perawatan rambut bermerk Putri yang ditujukan untuk profesional rambut.
Pada tahun 1990, beliau mendirikan PT Pusaka Tradisi Ibu dan memperkenalkan Wardah, produk kosmetik halal pertama di Indonesia.
Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation, yang kini menaungi beberapa brand ternama seperti Wardah, Emina, Make Over, Labore, Instaperfect, Kahf, Biodef, Putri, dan Crrystallure.
Meski menjadi pemilik dari brand-brand kosmetik besar di Indonesia, Nurhayati Subakat tidak mengikuti tren flexing yang banyak dilakukan oleh owner skincare lainnya.
Beliau lebih fokus pada menciptakan produk perawatan kulit dan kosmetik berkualitas yang dapat diterima oleh masyarakat luas.
Selain itu, beliau juga aktif menebar hal-hal positif. Saat pandemi COVID-19 merebak pada tahun 2019, Nurhayati menyumbang Rp 40 miliar untuk penanganan pandemi.
Bantuan tersebut didistribusikan ke lebih dari 40 rumah sakit rujukan di berbagai provinsi, dalam bentuk alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD).
Sebagai pemilik skincare, Nurhayati Subakat tidak hanya menawarkan produk berkualitas, tetapi juga berkomitmen pada tanggung jawab sosial perusahaan di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan lingkungan.
Menurutnya, kesuksesan bisnis kecantikan yang dirintisnya didukung oleh lima karakter utama: ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati (humility), ketangguhan (grit), dan inovasi.
Nurhayati Subakat adalah contoh nyata seorang pebisnis sukses yang tetap rendah hati dan fokus pada kualitas serta tanggung jawab sosial.
Keberhasilannya dalam mengembangkan brand-brand kosmetik ternama tanpa harus pamer kekayaan menjadi inspirasi bagi banyak orang.***