SERAYUNEWS – Ruly Artha adalah nama yang kini semakin dikenal dalam dunia aviasi Indonesia, khususnya yang terkait dengan pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
Sebagai tokoh kunci di balik kemajuan bandara ini, Ruly Artha membawa segudang pengalaman serta inovasi yang mampu menjadikan wajah YIA menjadi salah satu pusat penerbangan utama di Indonesia.
Ruly adalah pria kelahiran Jakarta, 10 Juli 1982 yang kini menjadi sosok General Manager Angkasa Pura Airports Bandara Internasional Yogyakarta (YIA)
Dengan lebih dari dua dekade pengalaman di sektor aviasi, Ruly Artha telah melalui berbagai tantangan dalam mengelola bandara. Kariernya dimulai dengan berbagai posisi strategis.
Lulusan Universitas Trisakti, Jakarta ini diketahui pernah menghandle landingnya pesawat pesawat negara lain untuk berbagai acara besar, tak terkecuali event G20 di Bali.
Setelah lulus kuliah, rupanya jejak karier Ruly cukup panjang. Ia diketahui pernah bergabung di berbagai perusahaan seperti Merpati Nusantara Airlines, setelah itu bekerja di dunia kargo bersama DHL Cargo and Logistik.
Berbekal pengalaman tersebut, Ruly akhirnya memantapkan diri untuk bergabung Angkasa Pura.
“Saya bergabung di Angkasa Pura ini sangat inline sekali dengan kuliah saya dengan pekerjaan saya sebelumnya karena berkecimpung di dalam dunia penerbangan dan di dalam dunia Perhubungan. Alhamdulillah bisa diberikan amanah bergabung di dunia bandaranya di Angkasa Pura,” ucapnya.
Di Angkasa Pura, Ruly kemudian ditempatkan di Bandara Internasional Ngurah Rai pada tahun 2006.
Dua tahun kemudian, ia bertugas menghandle Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai Asisten Manager. Setelah itu, jenjang kariernya cukup melesat.
“Di tahun 2014 saya bergabung di bandara Bali lagi sebagai asisten manager untuk pelayanan bandara. Setelah dari Bali pada tahun 2016 saya kembali ke ke bandara Banjarmasin sebagai Manajer Operation. Setelah itu, tahun 2019 saya ke Jakarta sebagai Terminal n Land Side Department Head dan diberikan amanah untuk mempersiapkan holding aviasi dan pariwisata,” katanya.
Lanjut pada masa pandemi atau tepatnya di tahun 2021, Ruly dipercaya lagi menangani Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Kali ini, ia memegang jabatan sebagai CO General Manager.
Di sini, ia memegang tanggung jawab besar yaitu bertugas melancarkan acara G20.
Ruly juga sukses melandingkan pesawat terbesar pertama di Indonesia pada 01 Juni 2023. Adapun pesawat tersebut memiliki rute reguler Dubai (DXB) – Bali (DPS) – Dubai (DXB).
“Ini pengalaman berharga karena saya melihat Airbus A380 itu belum pernah landing di Bandara Indonesia. Dan alhamdulillah saya diberikan kepercayaan untuk bisa mengaksistensikan seluruh fasilitas yang ada di dalam bandara secara profesional. Alhamdulillah Airbus A380 bisa masuk di bandara Bali tepat 1 Juni di 2023 lalu,” lanjutnya.
Berkat pengalaman tersebut, kini Ruly menjadi sosok yang dianggap mampu menjawab kebutuhan operasional bandara yang terus berkembang.
Sehingga, pada November 2023, Ruly dipercaya menghandle Yogyakarta Internasional Airport (YIA)
Di bawah arahan Ruly Artha, salah satu visinya untuk YIA adalah menjadikannya sebagai bandara HUB. Potensi YIA sebagai HUB ini semakin besar berkat posisinya yang strategis dan sebagai salah satu bandar udara internasional di Jateng DIY.
Apalagi, setiap harinya YIA sudah mampu melandingkan 80 hingga 85 rute penerbangan domestik maupun internasional.
“Kedepannya kita ingin membuat bandara YIA itu bisa menjadi bandara HUB. Dimana bandara HUB itu adalah bandara yang menjadi penghubung rute dari bandara lainnya. Sehingga HUB dan konektivitas nya bisa ada disana,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Ruly juga menekankan pentingnya berinovasi pada aspek lainnya.
Ruly diketahui telah men-design ulang alur yang menjadi jalur masuknya calon penumpang di bandara YIA.
“Dengan konsep untuk menurunkan tingkat stresnya penumpang setelah melakukan pemeriksaan, kita melakukan sebuah transformasi terhadap tenant kita di mana yang sebelumnya itu setelah check-in counter sudah tidak ada tenant, saat ini setelah check in counter sudah tumbuh tenant-tenant yang sebelumnya masih kosong saat ini sudah banyak sekali yang ikut berusaha di bandara kita,” katanya.
Inisiatif-inisiatif seperti ini menunjukkan bagaimana Ruly membawa perubahan positif yang bakal dirasakan langsung oleh para pengguna jasa penerbangan.
Dalam lima tahun terakhir, YIA telah menerima banyak penghargaan seperti Best Airport of 5 to 15 million passengers in Asia Pasific, Airport with the most dedicated staff in Asia Pasific, Easiest Airport Journey in Asia Pasific, Most Enjoyable Airport in Asia Pasific dan Cleanest Airport in Asia Pasific.
Ke depan, Ruly juga memiliki rencana besar untuk YIA. Salah satu yang menjadi fokus utamanya adalah memperkuat konektivitas YIA dengan membuka lebih banyak rute penerbangan ke negara-negara lain.
“Meningkatkan konektivitas flight untuk bandara YIA sehingga bandara YIA itu banyak memiliki rute-rute internasional selain Kuala Lumpur dan Singapura,” ujarnya.
Dengan cara ini, YIA diharapkan mampu menarik lebih banyak wisatawan internasional sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
“Berikutnya kami juga berharap bisa mendukung seluruh destinasi wisata yang ada di Indonesia itu secara mendunia dan juga mendukung wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta lewat media promosi bandara,” kata Ruly.
Tak hanya itu, pengembangan sektor komersial di sekitar bandara juga menjadi salah satu proyek yang sedang digarap.
“Yang berikutnya adalah kita sering berkolaborasi dengan seluruh event yang ada di DIY untuk bisa kita buatkan sebuah media promosinya mereka untuk bisa dipromosikan atau terinformasikan kepada pengunjung melalui bandara,” kata dia.
Sehingga, di tangan Ruly, masa depan bandara internasional di wilayah Jateng DIY ini nampak dipenuhi peluang untuk terus maju dan berkembang.***