SERAYUNEWS– Bulan Suci Ramadan tinggal menghitung hari. Sejumlah daerah di Tanah Air akan menyambut Ramadan dengan penuh suka cita. Kegiatan tradisi juga biasanya digelar di berbagai wilayah pelosok negeri, tak terkecuali di wilayah Banyumas.
Budaya dan tradisi masyarakat di Indonesia sangat beragam. Kearifan lokal dan warisan tradisi leluhur masih terus dijaga dan dilestarikan. Salah satunya dalam menyambut Ramadan. Berbagai acara atau tradisi biasanya akan digelar di berbagai daerah.
Meskipun cara pelaksanaan dan namanya berbeda-beda, namun semangatnya tetap sama. Yakni merupakan bentuk ucap syukur serta kegembiraan umat muslim akan datangnya bulan puasa. Dalam kalender Islam atau hijriyah, sebelum Ramadan ada bulan Sya’ban.
Di bulan Sya’ban ini biasanya banyak digelar upacara tradisi menyambut datangnya bulan Ramadan. Melansir berbagai sumber, berikut ini tradisi menyambut Bulan Suci Ramadan di Banyumas.
Tradisi ini biasanya dilakukan setiap hari ke-10 pada Bulan Sya’ban atau yang juga populer dengan bulan Ruwah. Sementara dari khasanah Nusantara yang diungkap website menpan.go.id, ada juga yang melakukan tradisi ini pada 15, 20, 23 bulan Sya’ban. Acara diawali dengan doa bersama atau tahlil yang dipimpin sesepuh dusun setempat. Mereka bersama-sama memanjatkan doa untuk kakek, nenek, bapak, ibu, serta saudara-saudara mereka yang sudah meninggal.
Seusai berdoa, semua warga lantas menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan yang telah digelari tikar dan daun pisang. Tiap-tiap keluarga membawa makanan sendiri.
Uniknya, makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambar goreng ati, mangut, urap sayuran dengan lauk rempah, perkedel, tempe tahu bacem, dan lain sebagainya.
Menjelang Bulan Ramadan, masyarakat di wilayah Kabupaten Banyumas akan mengadakan syukuran besar-besaran yang disebut ‘Perlon Unggahan’. Aneka macam masakan tradisional disajikan, di antaranya daging serundeng sapi dan sayuran berkuah yang dihidangkan.
Perlon Unggahan merupakan sebuah tradisi yang digelar sebelum bulan Ramadan oleh warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Tradisi ini dimulai dari mengunjungi makam Bonokeling tanpa alas kaki, dengan menjinjing ‘Ambeng’. Dikutip dari Indonesia.go.id, tradisi ini berlangsung di Kamis/Jumat terakhir sebelum Ramadan.
Di makam Bonokeling tersebut, 6 Kasepuhan berdoa (ziarah) dengan khusyuk. Setelah itu, diadakan makan besar yang diramaikan oleh warga sekitar. Tersedia berbagai macam makanan tradisional namun yang pasti harus ada adalah nasi bungkus, serundeng sapi dan sayur becek (berkuah).
Uniknya, serundeng sapi dan sayur becek, harus disajikan oleh 12 lelaki dewasa. Ataupun dapat disesuaikan dengan jumlah korban sapi yang disembelih. Setelah itu, biasanya para warga akan berebut makanan tersebut dengan mitos dapat menambah keberkahan di Bulan Ramadan.