SERAYUNEWS – Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada anak-anak, terutama di negara berkembang.
Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan yang lambat atau terhambat, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya.
Namun, stunting bukan hanya masalah fisik, dampaknya juga bisa memengaruhi perkembangan kognitif dan kesehatan jangka panjang.
Menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.
Kurangnya asupan gizi selama periode penting ini dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak, yang pada akhirnya bisa memengaruhi kualitas hidup anak di masa mendatang.
Ada beberapa tanda yang bisa dikenali pada anak yang mengalami stunting:
Stunting bisa dicegah sejak bayi masih dalam kandungan. Kunci utama adalah pemenuhan gizi ibu selama kehamilan.
Ibu hamil harus mendapatkan nutrisi yang cukup, termasuk protein, zat besi, asam folat, dan kalsium.
Nutrisi ini penting untuk pembentukan jaringan tubuh dan otak janin. Contoh makanan yang kaya akan nutrisi tersebut adalah daging, ikan, telur, sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan sangat dianjurkan.
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi dalam enam bulan pertama, seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. ASI juga mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari infeksi.
Selain memberikan ASI eksklusif, penting juga memastikan posisi menyusui yang benar agar bayi bisa mengisap dengan baik dan mendapatkan cukup nutrisi.
Ketika bayi memasuki usia 6 bulan, ASI saja tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi mereka. Inilah pentingnya memberikan MPASI yang berkualitas.
MPASI harus mengandung berbagai macam makanan seperti protein (telur, daging, ikan), karbohidrat (nasi, kentang), sayuran, dan buah-buahan.
Pastikan juga makanan yang diberikan mengandung zat besi yang cukup karena pada usia 6 bulan cadangan zat besi bayi mulai berkurang.
Pengetahuan orang tua tentang gizi sangat penting dalam mencegah stunting. Orang tua harus mengerti bahwa anak membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk tumbuh optimal.
Tidak hanya cukup makan, tapi juga jenis makanannya yang penting. Anak-anak cenderung pilih-pilih makanan.
Orang tua perlu kreatif dalam menyajikan makanan sehat agar menarik bagi anak, misalnya dengan variasi bentuk atau warna makanan.
Imunisasi juga memainkan peran penting dalam mencegah stunting, karena melindungi anak dari penyakit yang dapat memperlambat pertumbuhan.
Anak harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan pemerintah.
Vaksinasi membantu mencegah penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan seperti campak, polio, dan pneumonia.
Mengatasi stunting memerlukan pendekatan menyeluruh yang melibatkan berbagai aspek. Mulai dari pemenuhan gizi sejak kehamilan, pemberian ASI eksklusif, makanan pendamping yang tepat, hingga pendidikan gizi untuk orang tua.
Dengan langkah-langkah yang tepat, stunting bisa dicegah dan anak-anak bisa tumbuh menjadi generasi yang lebih sehat dan produktif.***