Purbalingga, serayunews.com
Dunia designer mulai digeluti oleh Siswati, sejak tahun 2019. Berawal dari mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) Purbalingga tahun 2019. Satu bulan mengikuti pelatihan, kemudian belajar di Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) Kalikajar selama 1 bulan lagi.
“Kemudian di tahun yang sama saya ikut pelatihan fashion desainer di BLK Semarang selama 3 bulan,” katanya.
Untuk mengikuti pelatihan di Semarang itu, Siswati harus melewati tahap seleksi. Dia harus bersaing, dengan calon peserta dari penjuru nusantara.
“Untuk ikut pelatihan ini harus lolos seleksi yang diikuti oleh seluruh Indonesia. Pelatihan dibiayai oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI,” ujarnya.
Siswati mengakui, dia memeng tertarik menyelami dunia designer profesional. Keseriusannya pun diikuti dengan niat dan semangat yang konsisten hingga akhirnya berani tampil pada event fashion.
“Pada tahun 2019, pernah menjuarai lomba desain batik dengan motif wayang suket,” katanya.
Di tahun 2021, berbagai kegiatan kompetisi desainer baik kegiatan di Jakarta, Solo dan Semarang, kerap diikutinya. Siswati mengaku, saat iti dia belum terobsesi untuk mencari hadiah, tetapi lebih pada pengalaman dan membangun relasi.
“Bukan hadiah yang dicari, tapi pengalaman, ilmu dan pergaulan sesama desainer di seluruh Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri,” katanya.
Pada even yang digelar di kota Solo, dia juga masuk daftar 20 designer terbaik. Bahkan, masih di tahun yang sama dia juga pernah meraih juara 1.
“Di Solo pernah mendapat 20 besar dan di Semarang mendapatkan juara 1 dan juara 3,” ujarnya.
Siswati menambahkan, bahwa pekan depan dia juga akan mengikuti pelatihan desainer lanjutan, karena dia masuk 20 besar di Solo yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Walaupun sudah pernah menjuarai lomba desainer di tahun 2019, Siswati belum membuka orderan. Kegiatan desainer, masih menjadi sambilan setelah bekerja sebagai kasir di Toko Kurni Plastik Purbalingga. Kemudian di tahun 2021 inilah, Siswati mulai memfokuskan membuka orderan dan resign dari tempat kerjanya.
“Saat ini untuk menjalankan usaha, dibantu 2 orang karyawan yang semuanya laki-laki, masih saudara. Ternyata laki-laki punya kesabaran dan keuletan menjahit baju. Untuk desain, pola dan memotong kain saya lakukan sendiri,” kata dia.
Hasil karya Siswati berkisar Rp 350.000 – Rp 1 juta. Jika tidak terlalu rumit, satu stel baju bisa dikerjakan 1 sampai 3 hari. Orderan masih sekitaran wilayah Purbalingga saja.
“Dekranasda Lampung juga pernah bekerjasama dengan kami, untuk membuat desain baju yang digunakan pada kegiatan fashion show baru-baru ini,” Ujarnya.
Siswati bercita-cita bisa menjadi desainer nasional yang nantinya bisa membawa nama harum Purbalingga, seperti Sean Seila yang bisa tembus ke Paris.
“Saya mengambil genre lebih ke anak muda milenial, kalau dulu masih untuk wanita, sekarang sudah mencoba untuk yang laki-laki,” katanya.