Purwokerto, serayunews.com
Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinkanak Kabupaten Banyumas, Jan Aririjadi menyampaikan, jumlah tersebut terhitung sejak Rabu pekan lalu.
“Sampai saat ini 40 kasus atau 40 ekor sapi. Namun, untuk tertularnya kita belum tahu,” kata, Senin (6/6/2022).
Jan menambahkan, kecamatan yang terindikasi sapinya tertular PMK antara lain di Kecamatan Pekuncen, Purwojati, Baturraden, Sumbang, serta Purwokerto Utara.
“Tidak cuma sapi potong saja, kasus PMK terjadi juga pada sapi perah. Padahal sapi perah itu tidak kemana-mana,” ujarnya.
Ada kemungkinan sapi perah yang terjangkit tersebut, terinfeksi dari peralatan petani pencari pakan atau pedagang yang masuk ke kandang-kandang sapi yang datang dari tempat pemotongan sapi.
“Bisa saja mereka datang ke peternakan sapi perah tidak berganti baju, sehingga terjadi penularan. Bisa juga dari aliran air, karena penularannya juga dari air liur,” kata dia.
Dengan adanya wabah PMK tersebut, berdampak pada kenaikan harga daging sapi. Perkiraannya, stok yang sedikit menjadi penyebab utama harga daging sapi jadi mahal.
“Kalau kita bandingkan dengan harga tahun kemarin, harganya sekarang sudah naik karena efek PMK ini. Kemudian mencari sapi juga susah,” kata dia.