SERAYUNEWS– Sejumlah lokomotif di dipo lokomotif Cilacap terancam menjadi besi tua atau barang bekas, karena usia dan teknologinya yang tergantikan dengan lokomotif yang lebih modern. Bahkan kabarnya sejumlah lokomotif seri D di dipo lokomotif Cilacap akan dibesituakan.
Dilansir dari heritage.kai.id disebutkan bahwa, karena keterbatasan suku cadang dan usia yang semakin tua, dari 13 unit lokomotif D300, saat ini hanya tersisa 3 unit lokomotif D300 yang masih siap beroperasi. 1 unit D300 berada di dipo lokomotif Ambarawa dan 2 unit D300 berada di dipo lokomotif Cilacap. D300 23 berada dipo lokomotif Ambarawa sedangkan D300 14 dan D300 29 berada di dipo lokomotif Cilacap.
Lokomotif D300 adalah lokomotif diesel tipe hidrolik yang dibeli dari pabrik Krupp (Jerman) dan mulai didinaskan pada tahun 1968. Lokomotif ini didatangkan oleh PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) sebanyak 30 unit pada tahun 1968 untuk menggantikan peran lokomotif-lokomotif uap tipe kecil seperti lokomotif uap C11, C12, C13, C14, C15.
Lokomotif D300 digunakan untuk dinas langsir menyusun gerbong barang atau kereta penumpang. Lokomotif D300 bertugas melangsir satu atau beberapa kereta penumpang/gerbong barang untuk keperluan proses bongkar/muat barang, pemeliharaan kereta penumpang/gerbong barang, dan kegiatan lainnya oleh teknisi apabila diperlukan.
Lokomotif D300 juga berperan untuk menambah atau mengurangi gerbong barang/kereta penumpang didalam rangkaian kereta. Kegiatan langsir biasanya dipandu oleh seorang juru langsir.
Kegiatan Langsir oleh Lokomotif D300 dapat dilakukan di wilayah stasiun maupun di luar wilayah stasiun dengan ketentuan tidak mengganggu perjalanan kereta api, seperti kegiatan langsir untuk bongkar/muat bahan bakar minyak di dipo pertamina atau kegiatan langsir untuk bongkar/muat angkutan semen/pupuk di dalam wilayah pabrik.
“Makanya banyak seri D di Cilacap. Lokomotif peralihan dari uap ke diesel, di Cilacap jumlahnya banyak karena ada pabrik yang menggunakan lokomotif itu buat transportasi, karena saat itu ada Pertamina, Pemintalan, Semen Nusantara, Sriwijaya semua pakai lokomotif itu,” ujar Ketua Tjilatjap History, Riyadh Ginanjar, Jumat (28/7/2023).
Komunitas sejarah dari Kota Bercahaya ini berharap, lokomotif bersejarah di peralihan era industri Cilacap, tidak hanya menjadi besi tua, namun dapat dijadikan pajangan di dipo lokomotif seperti di kota-kota besar salah satunya di Purwokerto.
“Kabarnya ada beberapa yang dibesituakan, lokomotif seri D, seri BB dan gerbong tua, kenapa ndak dipajang satu kaya di kota-kota besar ada lokomotif seperti Purwokerto dipajang, inginnya sepeti itu, di Cilacap juga ada,” ujarnya.
Sementara ini, belum ada keterangan resmi dari pihak KAI dalam hal ini wilayah Daop 5 Purwokerto terkait jumlah lokomotif yang akan dijadikan besi tua tersebut.