SERAYUNEWS – Ramadan adalah bulan penuh berkah yang menjadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan meraih rahmat Allah SWT.
Memasuki hari ke-8 Ramadan, tantangan dalam menjalankan ibadah puasa mulai terasa, baik dari segi fisik maupun mental.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menanamkan kesabaran (ash-shabr) dan keikhlasan (al-ikhlas) dalam menjalani ibadah Ramadan.
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
Teks Arab
إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ
Latin
“Innamaa yuwaffas-saabiruuna ajrahum bighayri hisaab.”
Arti
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT akan memberikan pahala yang tak terhitung bagi mereka yang bersabar. Dalam konteks Ramadan, sabar mencakup tiga hal:
Ketika tubuh mulai lemah, kita tetap berusaha menjalankan aktivitas harian dengan semangat dan penuh keikhlasan.
Ramadan adalah bulan pengendalian diri. Rasulullah SAW bersabda:
Teks Arab Hadits
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ.
Latin
“Wa idzaa kaana yawmu shoumi ahadikum falaa yarfuts wa laa yashkhab, fa in saabbahu ahadun aw qaatalahu falyakul: innii shaaimun, innii shaaimun.”
Arti
“Jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata buruk atau bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencacinya, hendaknya ia mengatakan, ‘Saya sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Salat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan ibadah lainnya membutuhkan ketekunan dan disiplin. Dengan kesabaran, seseorang akan mendapatkan pahala yang berlimpah.
Keikhlasan adalah kunci utama agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Dalam hadits pertama Arba’in Nawawi disebutkan:
Teks Arab Hadits
إِنَّمَا ٱلأَعْمَالُ بِٱلنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مَّا نَوَى
Latin
“Innamal a’maalu bin-niyyaat, wa innamaa likulli imri`in maa nawaa.”
Arti
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa niat dalam beribadah harus murni hanya untuk Allah SWT. Beberapa cara untuk menumbuhkan keikhlasan dalam Ramadan:
Hari ke-8 Ramadan adalah momentum untuk memperkuat kesabaran (ash-shabr) dan keikhlasan (al-ikhlas) dalam beribadah. Kesabaran akan mengantarkan kita kepada keberkahan, dan keikhlasan akan memastikan amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT.
Semoga kita dapat terus menjalani Ramadan dengan penuh ketulusan dan memperoleh ridha-Nya. Aamiin.***