
SERAYUNEWS – Trans Banyumas meluncurkan rute baru di akhir 2025 sebagai tanggapan terhadap isu rasionalisasi layanan transportasi publik.
Rute tambahan ini akan mampu menjangkau kawasan yang selama ini kurang tersentuh, sekaligus menjawab kritik soal keterbatasan mobilitas masyarakat.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa penyempurnaan akses angkutan umum bisa sejalan dengan perencanaan anggaran dan efisiensi operasional.
Pemerintah Kabupaten Banyumas menyadari bahwa meskipun Trans Banyumas sudah melayani sejumlah koridor, banyak wilayah strategis yang belum tersentuh layanan.
Tekanan anggaran dan isu rasionalisasi memicu kekhawatiran akan penyusutan layanan.
Dengan membuka rute baru, Pemkab ingin memastikan layanan tetap relevan dan menjangkau masyarakat yang membutuhkan mobilitas publik.
Rute terbaru akan menghubungkan Terminal Bulupitu dengan kawasan Kota Lama Banyumas.
Jalur ini akan melewati titik strategis seperti Alun Alun Banyumas, Pasar Wage, kawasan pendidikan dan sejumlah permukiman.
Pemerintah menargetkan koridor baru tersebut mulai beroperasi pada 1 Januari 2026. Setelah koridor baru berjalan, total layanan Trans Banyumas akan mencapai lima koridor secara keseluruhan.
Meski menambah koridor, operator memastikan tidak ada penambahan armada baru. Armada yang kini melayani koridor 3A dan 3B akan dipindahkan ke rute baru.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya rasionalisasi untuk memaksimalkan penggunaan bus yang sudah tersedia.
Dengan cara ini layanan tetap bisa diperluas tanpa membebani keuangan daerah dan tetap berada dalam batas efisiensi operasional yang direncanakan.
Rute baru akan meningkatkan aksesibilitas masyarakat menuju pusat aktivitas, layanan publik dan lokasi penting di kawasan Kota Lama Banyumas.
Meskipun tidak ada penambahan armada, masyarakat berharap pemindahan armada dari koridor lama tetap menjaga kualitas layanan dan ketepatan waktu.
Pemerintah berharap kehadiran rute baru dapat mendorong peningkatan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum dan memperkuat budaya mobilitas publik yang efisien.
Penambahan rute oleh Trans Banyumas menjawab kekhawatiran bahwa rasionalisasi layanan pada 2025 dapat mengecilkan akses transportasi publik.
Dengan perencanaan matang, pemindahan armada dan penataan koridor, perluasan layanan tetap dapat berjalan tanpa menambah beban anggaran.
Rute baru menuju Kota Lama Banyumas membuka peluang mobilitas yang lebih mudah, merata dan inklusif.
Jika implementasi berjalan konsisten, Trans Banyumas bisa menjadi contoh bahwa rasionalisasi dan ekspansi layanan dapat menyatu dalam satu kebijakan yang efektif.***