SERAYUNEWS-Festival Kopi Purbalingga kembali digelar. Perhelatan tersebut diikuti puluhan pelaku UMKM yang terkait dengan kopi, mulai petani, pedagang hingga pengusaha warung kopi. Komoditas kopi dari berbagai wilayah juga dipamerkan disini, termasuk kopi dari negara Afrika yaitu Ethiopia.
“Kopi Ethopia rasanya khas. Jenisnya arabica, baunya harum dan tidak seasam kopi Indonesia termasuk kopi dari pegunungan di Kabupaten Purbalingga,” kata Kurniawan (40), pemerhati sekaligus penikmat kopi dari Purbalingga, saat menyecap kopi Ethiopia di salah satu stand di Festival Kopi Purbalingga 2023, Kamis (30/11/2023).
Bersama dua rekannya, Mahendara (41) dan Badar Nur (45) mereka juga berkesempatan mencicipi berbagai aroma kopi yang sengaja didatangkan ke acara yang terakhir kali dilaksanakan sebelum pandemic Covid-19. “Sayang acaranya hanya sehari. Seharusnya sampai akhir pekan, sehingga pecinta kopi bisa datang dan menikmati kopi bersama,” ungkapnya.
Ketua panitia Festival Kopi Purbalingga 2023 Denny Arif Kurniawan kepada serayunews.com mengatakan banyak kegiatan dilaksanakan dalam event itu. Diantaranya lomba cup tester yang diikuti para barista dan pegiat kopi. “Selain itu tentu bazar kopi dari berbagai wilayah kita buka disini. Tidak hanya kopi Purbalingga, namun juga kopi daerah lain termasuk Ethiopia,” jelasnya.
Dia mengatakan ajang itu menjadi sarana komunikasi bagi pegiat kopi yang tergabung dalam Ruang Kopi Purbalingga. Dari sana mereka saling berdiskusi bagaimana menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan dan bagaimana cara mengembangkannya. “Ini jadi sarana silaturahmi bersama untuk pengembangan diri bagi para pegiat kopi,” lanjutnya.
Pengusaha warung kopi, Gunanto Eko Saputro menyampaikan festival kopi menjadi wahana yang bagus untuk mempromosikan kopi dari Kabupaten Purbalingga. Dia mengatakan warung kopi yang dikelolanya bersama istri menggunakan bahan baku kopi dari Kabupaten Purbalingga. “Di antaranya kopi robusta Kejobong,” kata owner Kopi Pojok yang ada di kompleks Taman Kota Usman Janatin tersebut.
Hal senada disampaikan petani sekaligus produsen kopi Yu Paijem dari Desa Serang Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Festival Kopi menurutnya menjadi sarana promosi kopi hasil racikannya kepada khalayak. “Kopi Yu Paijem ada dua jenis yaitu arabica dan robusta yang semuanya merupakan kopi lokal dari lereng Gunung Slamet,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian (Dipertan) Purbalingga Mukodam yang hadir dalam acara itu menegaskan kopi dari Purbalingga tidak kalah dengan kopi daerah lain. Yang perlu dilakukan saat ini adalah bagaimana menjadikan kopi Purbalingga tuan rumah di daerahnya sendiri. “Ada sejumlah wilayah yang memiliki potensi pengembangan tanaman kopi, diantaranya Karangjambu, Karangreja dan Kejobong,” imbuhnya.
