SERAYUNEWS – Dalam aktivitas sehari-hari, kita mungkin pernah berjumpa dengan individu yang selalu menganggap dirinya yang paling tepat, paling unggul, atau merendahkan orang lain.
Perilaku semacam ini bisa jadi merupakan tanda dari superiority complex. Ini merupakan sebuah kondisi psikologis yang penderitanya sering kali tidak menyadarinya.
Superiority complex adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa dia lebih unggul atau superior dari pada orang lain.
Psikolog dari Austria, Alfred Adler mengenalkan istilah ini, sebagai cara untuk melindungi diri dari perasaan rendah diri yang mendalam.
Walaupun terlihat percaya diri, orang yang memiliki superiority complex sebenarnya berusaha menutupi ketidakamanan atau kekurangan dalam diri mereka.
Perlu jadi catatan bahwa superiority complex, bukanlah diagnosis resmi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Namun sering kali terkait dengan kondisi seperti narcissistic personality disorder (NPD).
Sebagai bentuk kompensasi, individu mengembangkan perilaku superior untuk menutupi perasaan tidak aman tersebut. Akan tetapi, tindakan ini bisa memberikan efek buruk, seperti:
Selain itu, superiority complex juga dapat memicu konflik dalam hubungan pribadi dan profesional. Serta menghambat perkembangan pribadi karena ketidakmampuan menerima kritik konstruktif.
Langkah yang pertama yaitu mengenali adanya perilaku atau cara berpikir yang mencerminkan superiority complex.
Refleksi diri dan menerima masukan dari orang terpercaya dapat membantu mengidentifikasi masalah ini.
Menyadari bahwa setiap orang memiliki keterbatasan merupakan hal penting untuk membangun sifat rendah hati.
Menerima bahwa ada kekurangan bukan berarti kalah, melainkan merupakan langkah untuk memperbaiki diri.
Belajar memahami perspektif orang lain dan menghargai pendapat mereka dapat membantu mengurangi sikap superior.
Praktik mendengarkan aktif tanpa menghakimi adalah keterampilan penting dalam hubungan interpersonal.
Jika superiority complex sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, konsultasi dengan psikolog atau terapis dapat memberikan wawasan dan strategi untuk mengatasi masalah ini.
Terapi perilaku kognitif (CBT) biasanya untuk mendukung orang dalam mengidentifikasi dan mengubah cara berpikir yang kurang positif.
Berinteraksi dengan orang-orang yang mendukung dan memberikan umpan balik konstruktif dapat membantu individu melihat diri mereka secara lebih objektif dan mengurangi kebutuhan untuk merasa superior.
Superiority complex adalah sebuah mekanisme pertahanan yang muncul dari perasaan rendah diri yang mendalam.
Walaupun terlihat seperti rasa percaya diri yang berlebihan, sesungguhnya keadaan ini dapat merugikan hubungan dan menghalangi pertumbuhan pribadi.
Dengan kesadaran diri, empati, dan bantuan profesional, individu dapat mengatasi superiority complex dan membangun hubungan yang lebih sehat serta kehidupan yang lebih seimbang.