SERAYUNEWS – Minat kalangan milenial dan gen z terhadap kebutuhan hunian tergolong tinggi. Minat yang tinggi di generasi milenial dan Z lantaran diikuti dengan adanya edukasi terkait kepemilikan hunian.
Selain itu minat memiliki hunian tidak surut, karena didukung oleh kebijakan suku bunga yang stabil serta berbagai insentif dari pemerintah. Fenomena menarik ini tidak hanya berpusat di kota besar, tetapi juga terjadi di sekunder, termasuk Banyumas Raya.
Hal itu berdasarkan dari data yang dicatat Sapphire Grup, tentang kenaikan permintaan yang signifikan dari konsumen.
Managing Director Marketing & Communication Sapphire Grup, Vincentius Kedang, menjelaskan bahwa kebutuhan primer akan tempat tinggal membuat properti menjadi pilihan utama di tengah kondisi yang tidak menentu. Tren yang lebih spesifik lagi adalah para keluarga muda atau dari kalangan milenial dan gen Z.
“Situasi global memang bergejolak, tapi kebutuhan akan hunian tetap menjadi prioritas. Justru di saat seperti ini, konsumen mencari aset yang nyata, bisa dilihat dan digunakan. Di sinilah properti menunjukkan keunggulannya,” kata Vincentius Kedang, Selasa (24/06/2025).
Ia menambahkan bahwa adopsi strategi yang adaptif, seperti penawaran cicilan yang terjangkau, subsidi uang muka, dan kemitraan dengan lembaga perbankan, menjadi pendorong utama peningkatan transaksi.
Menurutnya, Sapphire Grup berkomitmen untuk mengembangkan produk yang tidak hanya nyaman untuk ditinggali, tetapi juga memiliki prospek pertumbuhan nilai investasi yang solid.
Vincentius Kedang, menyampaikan bahwa sebuah laporan bertajuk Indonesia Property Insight yang dipublikasikan pada awal April 2025 mengonfirmasi tren ini. Survei dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa 65 persen responden memiliki keyakinan lebih besar terhadap properti sebagai instrumen investasi untuk lima tahun mendatang dibandingkan saham ataupun emas. Aset properti dianggap lebih aman dari fluktuasi pasar dan tekanan inflasi global, serta menjanjikan keuntungan jangka panjang.
Tingginya kepercayaan ini tercermin pada lonjakan minat terhadap proyek-proyek yang dikelola oleh Sapphire Grup. Pengembang ini kini menyediakan skema pembayaran yang lebih luwes dan beragam insentif yang dirancang untuk menarik investor muda dan keluarga baru.
“Sekarang ini bukan soal siapa yang punya modal besar, tapi siapa yang lebih cerdas membaca peluang. Kami melihat krisis bukan sebagai ancaman, melainkan momentum untuk bergerak cepat,” kata dia.
Kondisi pasar yang positif ini juga tidak lepas dari peran pemerintah. Kebijakan perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah (DTP) serta program bantuan pembiayaan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terbukti menjadi katalisator penting bagi industri properti nasional.
Perencana keuangan sekaligus Dosen di Purwokerto, Amir, yang diwawancarai secara terpisah, berpendapat bahwa selama pengembang dapat mempertahankan transparansi dan kualitas bangunan, tingkat kepercayaan masyarakat akan tetap terjaga.
“Properti dari pengembang seperti Sapphire Grup menawarkan dua hal penting yang dicari investor saat ini: stabilitas dan visibilitas jangka panjang,” ujar Amir.
Dengan portofolio yang tersebar di berbagai kota dan pendekatan pemasaran yang dinamis, Sapphire Grup secara konsisten memperluas jangkauan pasarnya. Perusahaan ini memandang periode ketidakpastian sebagai kesempatan emas untuk mengedukasi konsumen dan membangun loyalitas.
“Ketika banyak pihak memilih menunggu, kami justru mengambil langkah ke depan,” katanya.
Pada akhirnya, di tengah dunia yang penuh gejolak, properti tetap menjadi jangkar investasi yang kokoh. Para pelaku industri seperti Sapphire Grup, melalui rekam jejak dan inovasinya, terus menjaga api optimisme di sektor ini tetap menyala.