Purwokerto, serayunews.com
Kepala DPU Kabupaten Banyumas, Kresnawan Wahyu Kristoyo ST MSi mengatakan, secara umum tahun ini ada peningkatan perbaikan jalan, baik dari APBD, DAK ataupun bantuan gubernur (Bangub). Hanya saja kondisi jalan yang rusak terus bertambah, belum lagi curah hujan yang mulai intens. Sehingga perbaikan juga seiring dengan bertambahnya jalan yang rusak.
“Tahun depan kegiatan fisik sangat terbatas. Karena itu kita sangat berharap partisipasi masyarakat untuk turut serta menjaga kondisi jalan dengan menjaga saluran pembuangan air. Sehingga meminimalkan munculnya genangan di jalan,” terangnya, Senin (5/12/2022).
Lebih lanjut Kresnawan mengungkapkan, idealnya untuk jalan-jalan di Kota Purwokerto sudah banyak yang harus dilakukan pemeliharaan rutin ataupun berkala. Namun karena keterbatasan anggaran sejauh ini baru bisa penambalan. Minimal tidak ada lubang-lubang di jalan yang dapat membahayakan pengguna jalan.
Selain belum terlaksananya pemeliharaan rutin ataupun berkala, faktor alam seperti bencana longsor juga beberapa kali turut menyumbang penyebab kerusakan jalan serta jembatan.
“Sejauh ini yang bisa kita upayakan adalah bagaimana menjaga koneksivitas wilayah. Sehingga tidak ada yang terisolir, kegiatan perekonomian juga terjaga dan jalan aman dilalui,” jelasnya.
Kresnawan mencontohkan untuk kasus rusaknya Jembatan Lopasir di Desa Karanglewas, Kecamatan Jatilawang, pihaknya tidak bisa serta-merta membangun jembatan baru yang permanen. Sebab harus ada perencanaan terlebih dahulu dan melihat ketersediaan anggaran. Sehingga untuk mengatasi jembatan putus tersebut, untuk sementara jembatan darurat, namun yang tetap aman dilalui.
DPU Kabupaten Banyumas juga terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas dalam penanganan bencana yang juga berdampak terhadap jalan, jembatan, serta drainase. Untuk beberapa kasus kerusakan akibat bencana memang bisa dialokasikan dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT), namun besaran BTT juga terbatas. Sehingga untuk pembangunan jembatan ataupun talut dan lainnya yang sifatnya permanen, harus melalui proses pengajuan anggaran terlebih dahulu.
Di tengah cuaca ekstrem dan keterbatasan anggaran untuk kegiatan fisik, maka sangat butuh peran serta masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Selain itu memastikan saluran pembuangan air atau drainase berfungsi, dengan tidak membuang sampah sembarangan serta tidak menutup saluran-saluran tersebut. Sehingga tidak muncul genangan air yang berpotensi mempercepat kerusakan jalan, sekaligus juga berpotensi menimbulkan banjir.
“Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan, tidak membuang sampah di saluran air ataupun sungai dan menjaga drainase dengan tidak menutupnya. Sebab drainase merupakan komponen pelengkap jalan,” katanya.