SERAYUNEWS – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir M.Si dengan tegas melarang lembaga pendidikan Muhammadiyah menjadi tempat kampanye dalam bentuk apapun, sekalipun hanya dialog. Menurutnya, kampanye itu panas dan berpotensi menimbulkan friksi.
“Ini merupakan tindakan preventif kita, untuk tidak mengizinkan lembaga pendidikan menjadi ajang kampanye. Karena kampanye yang berawal dengan dialog pun, pada akhirnya akan panas karena saling berebut dukungan. Dan belum tentu juga semua kontestan hadir. Sehingga berpotensi menimbulkan friksi,” kata Haedar usai membuka rakernas Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jumat (1/9/2023) malam.
Haedar menjelaskan, untuk membuka ruang dialog, tidak harus di dalam kampus. Tetapi bisa di luar kampus. Lembaga pendidikan harus kreatif dan jangan terkonsentrasi pada pola-pola tradisional.
Pada kesempatan tersebut, Haedar juga menyoroti LPCRPM yang harus bertransformasi untuk memakmurkan masjid. Menurutnya, selama ini masjid-masjid masih banyak yang dikelola apa dayanya dan sesempatnya saja. Pola ini harus berubah dan pengelolaan masjid harus dengan manajemen yang modern.
“Masjid harus menjadi perekat sosial dan jangan jadi arena konflik. Jika kampanye di Lembaga pendidikan saja dilarang, apalagi di masjid, sangat dilarang,” ucapnya.
Ketum Muhammadiyah juga menyampaikan apresiasinya kepada UMP yang sekarang sudah terakreditasi unggul. Harapannya, dengan menjadi unggul, UMP lebih massif lagi dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat di sekitar kampus dan lebih menyatu dengan masyarakat.
Rektor UMP, Assoc Prof Dr Jebul Suroso menyampaikan, pihaknya sudah mengembangan Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) di Kampung Sri Rahayu yang berpotensi menjadi ranting istimewa karena memiliki 3 ribu anggota dan rutin menggelar pengajian. Rektor juga menyampaikan apresiasinya kepada LPCRPM dengan memberikan keringanan biaya kepada mahasiswa kedokteran dari ranting atau cabang yang akan mengembangkan klinik ataupun rumah sakit.
“Untuk cabang dan ranting yang ingin mengembangkan klinik dan rumah sakit, kita support mahasiswa kedoktorean dari seluruh Indonesia sebanyak 10 orang akan dapat diskon biaya kuliah Rp100 juta, dengan rekomendasi dari LPCRPM,” tuturnya.