
SERAYUNEWS – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas memberikan peringatan serius kepada masyarakat dan pemerintah daerah terkait kondisi darurat bencana sosial yang dinilai kian mengkhawatirkan.
Ancaman ini disebut bersifat tak kasat mata, namun memiliki dampak jangka panjang yang berpotensi merusak tatanan kehidupan sosial.
Peringatan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua MUI Banyumas, KH Taefur Arofat, dalam kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2025 bertajuk “Memperkuat Ketahanan Sosial untuk Mewujudkan Generasi Berakhlak Mulia” yang digelar baru-baru ini di Purwokerto.
KH Taefur menegaskan, berbeda dengan bencana alam seperti banjir atau tanah longsor, bencana sosial kerap luput dari perhatian karena tidak tampak secara fisik, namun dampaknya jauh lebih merusak.
“Banyumas hari ini berada dalam kondisi darurat bencana sosial. Ini ancaman serius yang dampaknya bisa panjang dan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Ia menyoroti fenomena yang disebut sebagai “Banyumas serba tiga besar”, yakni tingginya angka penyalahgunaan narkoba, kasus HIV/AIDS, serta meningkatnya angka perceraian.
Selain itu, MUI Banyumas juga menyoroti fakta baru yang dinilai sangat memprihatinkan, yaitu meningkatnya kasus kehamilan di luar nikah yang justru banyak terjadi pada anak usia remaja, bahkan setingkat SMP atau SLTP.
“Ini fakta sosial yang harus kita akui dan tangani bersama. Krisis moral ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri,” ujar KH Taefur.
Menurutnya, penguatan ketahanan sosial harus dimulai dari keluarga, lingkungan pendidikan, serta pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai mitra strategis pemerintah, MUI Banyumas menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan dan program yang berpihak pada pembinaan moral generasi muda.
“MUI akan terus membersamai pemerintah dan masyarakat, berjuang dalam amar makruf nahi munkar demi kemaslahatan umat dan masa depan generasi Banyumas,” katanya.
Dalam forum yang sama, Kasat Binmas Polresta Banyumas AKP Soetrisno memaparkan ancaman sosial lain berupa radikalisme digital.
Ia mengingatkan bahwa paham menyimpang kini menyasar generasi muda melalui media digital, termasuk game online yang banyak dimainkan oleh Gen Z dan Gen Alpha.
Sementara itu, Wicky Sri Erlangga dari BNNK Banyumas mengungkapkan data penyalahgunaan narkotika sepanjang 2025.
Ia menyebut pelaku narkoba berasal dari berbagai usia dan latar belakang, menandakan bahwa ancaman narkotika menyasar seluruh lapisan masyarakat.
Diskusi yang dipandu oleh Prof. Dr. H. Fauzi tersebut diharapkan menjadi momentum refleksi dan titik balik bagi seluruh elemen di Banyumas untuk memperkuat sinergi dalam membentengi moral dan ketahanan sosial masyarakat.