SERAYUNEWS – Sekitar 1,5 bulan terakhir, murid-murid SD Santo Yosep Purwokerto yang berjumlah 160 siswa rajin mengumpulkan minyak goreng bekas atau jelantah ke sekolah setiap harinya. Bahkan dalam kurun waktu 1,5 bulan tersebut mereka mampu mengumpulkan 30 liter minyak jelantah yang biasanya dibuang begitu saja.
“Aksi ini untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan pada peserta didik sejak dini. Untuk menumbuhkan kebiasaan cinta terhadap lingkungan sekitar karena dampak dari perubahan iklim serta cuaca semakin terasa bagi kesehatan kita saat ini,” ujar Kepala Sekolah SD Santo Yosep, Robertus Widiarta, Kamis (5/9/2024).
Robert menambahkan, bahwa pengumpulan minyak jelantah tersebut mulai pada tanggal 25 Juli 2024 lalu. “Wali kelas menyampaikan kepada peserta didik tentang dampak jelantah terhadap kesehatan dan lingkungan. Kemudian peserta didik mengumpulkan jelantah dan membawanya dengan botol kecil untuk dituangkan ke galon di sekolah setiap hari,” kata dia.
Nantinya, minyak jelantah yang telah dikumpulkan oleh siswa tersebut bakal dibeli oleh Komunitas Peduli Jelantah di Purwokerto. Oleh komunitas itu, minyak goreng bekas bakal dikirimkan ke perusahaan pengolahan biodiesel untuk dijadikan bahan bakar mesin bukan untuk dikonsumsi.
Dari 30 liter jelantah pihak Komunitas Peduli Jelantah bakal membelinya dengan harga Rp4 ribu per liter. Sehingga total murid-murid SD Santo Yosep berhasil mengumpulkan dana Rp120 ribu. Dana tersebut nantinya bakal digunakan untuk mendukung kegiatan peduli lingkungan serta kegiatan sosial lainnya.
Sementara itu, Abel siswi kelas VI SD Santo Yosep mengaku bahwa awalnya Ia tidak mengetahui jika minyak jelantah bisa mencemari lingkungan jika dibuang sembarangan.
“Setelah dijelaskan oleh sekolah, saya menjadi antusias karena minyak jelantah yang dibuang sembarangan bisa mencemari lingkungan. Minyak jelantah dapat diolah menjadi bahan bakar yang berguna,” ujarnya.