SERAYUNEWS – Indonesia mencetak sejarah baru dalam transisi energi berkelanjutan. Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap kini siap memproduksi green avtur, bahan bakar pesawat ramah lingkungan yang berasal dari minyak jelantah.
Langkah ini menjadi bagian dari proyek Used Cooking Oil Sustainable Aviation Fuel (USAF). Sekaligus menandai babak baru transformasi energi hijau di tubuh Pertamina Group.
Proses pengolahan dilakukan di unit Green Refinery pada area Fuel Oil Complex (FOC) II, unit TDHT. Sejak pekan ketiga Juli 2025, injeksi Used Cooking Oil (UCO) dimulai secara bertahap, dari 1%, 2,1%, hingga 2,5%. Targetnya, proporsi UCO akan terus ditingkatkan hingga mencapai 3 persen.
“Kami sudah melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk finalisasi kesiapan fasilitas kilang dalam implementasi & produksi UCO menjadi SAF,” kata Jefri A. Simanjuntak, Manager Engineering & Development Kilang Cilacap.
Direktur Operasi PT KPI, Didik Bahagia, memimpin langsung management walkthrough untuk memastikan kesiapan teknis dan kualitas produk. Langkah ini penting dalam menjamin keamanan dan performa Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dihasilkan.
“Ini amanat besar. Kami wajib memastikan Kilang Cilacap siap memproduksi SAF yang memenuhi standar,” tegas Didik.
Produksi awal ditargetkan mencapai 8,9 metrik barel (MB). Meski porsi UCO masih kecil, program ini menjadi dasar penting untuk uji komersial SAF berbasis minyak jelantah di kuartal ketiga 2025.
Langkah KPI Cilacap ini sejalan dengan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya:
Teknologi katalis USAF dikembangkan bersama Pertamina Technology Innovation dan diproduksi oleh PT Katalis Sinergi Indonesia.
Selain itu, Kilang Cilacap juga tengah menjalani proses sertifikasi keberlanjutan ISCC EU dan CORSIA agar SAF hasil produksi bisa digunakan secara global.
Komitmen KPI ini didukung penuh oleh subholding di bawah Pertamina Group, termasuk:
“Kami ingin menjadikan Indonesia produsen pertama SAF bersertifikasi dari minyak jelantah,” ujar Didik.
Momentum besar akan terjadi pada Turn Around Januari 2025, saat KPI mengganti katalis USAF dan mulai proses uji produksi SAF komersial. Ini akan menjadi tonggak penting Indonesia dalam industri penerbangan berkelanjutan.