SERAYUNEWS– Musibah kembali terjadi di Kabupaten Banjarnegara, tepatnya di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan. Longsor menimpa daerah tersebut sehingga beberapa rumah sudah rata dengan tanah.
Dari video yang beredar, pada Rabu (7/2/2024) pagi situasi terkini terlihat bahwa beberapa rumah sudah tidak berbentuk. Longsoran tanah sudah membuat beberapa rumah berantakan dan tak beraturan. Selain itu, material longsoran masih bergerak dan mengarah ke Sungai Mrawung.
Kepala Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Agus membenarkan informasi di desanya tersebu. Saat dikonfirmasi, dia mengatakan, relawan dan warga sudah bergerak untuk penanganan pasca bencana longsor tersebut. “Pagi ini (Rabu 7/2/2025) relawan gabungan dan warg melakukan evakuasi serta melakukan pengecekan tanah di pusat longsoran,” kata Agus.
Pihak terkait masih melakukan perincian terkait bencana yang menyedihkan tersebut. Termasuk mendata berapa kerugian yang terjadi dari longsor yang menghantam beberapa rumah di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara tersebut.
Kabupaten Banjarnegara adalah wilayah yang sebagian daerahnya ada di dataran tinggi. Salah satu potensi ketika hujan deras terjadi adalah adanya longsor. Sebelumnya, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andri S memberikan imbauan pada warga yang tinggal di daerah rawan bencana.
Dia mengatakan, untuk warga yang tinggal di zona merah rawan bencana tanah longsor untuk selalu waspada dan mengenali tanda-tanda lonsor. “Termasuk melakukan evakuasi mandiri ketempat yang aman terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari 2 jam,” katanya.
Selain musibah di Kalitlaga, sehari sebelumnya longsor juga terjadi di Desa Nagasari, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara. Intensitas hujan yang tinggi menjadikan Gunung Maung Nagasari setinggi 500 meter ambrol. Ambrolnya bukit tersebut merusak 3 rumah yang tepat berada di bawah bukit tersebut. Selain merusak rumah warga, belasan rumah lainnya juga menjadi terancam.
Kepala Desa Nagasari, Saefudin mengatakan, longsoran berasal dari Gunung Maung dengan diketinggian 500 meter. “Baian gunung tersebut ambrol dan menimpa 3 rumah yang rusak serta menjadikan 17 rumah yang terancam,” katanya, Selasa (6/2/2024). Menurut Saefudin, longsor tidak hanya merusak rumah warga, namun juga berdampak merusak lahan pertanian sekitar 5 hektare.