SERAYUNEWS– Beberapa pekan ini, curah hujan di wilayah Kabupaten Purbalingga mulai menurun. Diprediksi bukan Juni sudah memasuki musim kemarau. Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, mulai mensosialisasikan kondisi tersebut kepada para petani.
Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga, Mukodam, menyampaikan sosialisasi perubahan musim sudah disampaikan kepada para petani. Saat ini sudah masuk masa tanam, jika sampai kering atau kurang air maka dampaknya pada tumbuh kembang tanaman. Bahkan, bisa saja sampai puso.
“Kita antisipasi dengan pompanisasi agar tanah dapat tetap terjaga cukup basah (tidak harus tergenang). Antisipasi lain dengan mengajukan asuransi tersebut,” katanya, Sabtu (27/05/2023).
Dinpertan mengalokasikan 1.500 hektar lahan padi, untuk mendapatkan asuransi usaha tani padi (AUTP). Setiap hektarnya, dijamin asuransi senilai Rp 6 juta.
“Tahun ini dijatah untuk 1500 hektar, per hektar maksimal Rp 6 juta, untuk lahan yang puso karena bencana. Bahkan, petani khusus tahun ini tidak dikenakan premi asuransi itu,” katanya.
Disampaikan, saat ini kurang lebih ada 390 hektar lahan sawah di dua kecamatan mengalami kekurangan air irigasi jika kemarau.
“Masing- masing di Kecamatan Kemangkon ada 300 hektar dari luasan lahan sawah 2.200 hektar. Lalu di Kecamatan Kaligondang ada di Desa Penolih, Cilapar dan Tejasari total 90 hektar,” katanya.