Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno telah dikenal seantero negeri. Di kompleks yang dibangun pada 1960 itu, ada banyak fasilitas olahraga seperti untuk lari dan sepak bola. Ternyata, penamaan “Gelora Bung Karno” dicetuskan oleh orang dari Sokaraja, Banyumas.
Ceritanya adalah tokoh perjuangan yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Saifuddin Zuhri memberi masukan pada Presiden Soekarno. Saifuddin Zuhri adalah tokoh yang lahir di Sokaraja pada 1919. Saifuddin Zuhri dikenal sebagai sosok yang bersih itu, pernah menjadi Menteri Agama.
Kembali ke cerita penamaan Gelora Bung Karno. Awalnya kompleks itu akan diberi nama Pusat Olahraga Bung Karno. Namun, Saifuddin Zuhri menilai bahwa nama itu tidak dinamis. Hingga kemudian, Saifuddin Zuhri mengusulkan nama baru.
Nama itu adalah Gelanggang Olahraga Bung Karno yang disingkat menjadi Gelora Bung Karno. “Wah itu nama hebat, saya setuju!” begitu kata Bung Karno dengan air mata cerah dan gembira. Cerita ini dinukil dari tweet Lukman Hakim Saifuddin.
Lukman Hakim Saifuddin diketahui adalah mantan Menteri Agama di masa akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan di masa periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Lukman adalah putra dari Saifuddin Zuhri.
Pada akhirnya, kompleks di Senayan Jakarta itu dikenal dengan nama Gelora Bung Karno. Hanya saja, di masa pemerintahan Presiden Soeharto, namanya diubah menjadi Stadion Utama Gelora Senayan. Kemudian di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, nama dikembalikan ke Gelora Bung Karno.
Gelora Bung Karno sudah menjadi saksi banyak kejadian penting, bahkan even bertaraf internasional. Gelora Bung Karno menjadi salah satu tempat dihelatnya Asian Games 1962 dan 2018.
Untuk urusan sepak bola, Stadion Gelora Bung Karno beberapa kali digunakan untuk ajang tingkat Asia. Misalnya Piala Asia kelompok umur tahun 1994, Piala Asia U-19 tahun 2018, Piala Asia senior 2007.