
SERAYUNEWS – Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto mengusung pesan mendalam dalam perayaan Natal 2025. Melalui tema yang menyentuh aspek keluarga dan kelestarian lingkungan, gereja mengajak umat untuk merefleksikan kembali peran keluarga sekaligus tanggung jawab menjaga bumi sebagai rumah bersama.
Pesan tersebut diangkat sebagai respons atas tantangan zaman modern, di mana kemajuan teknologi digital kerap membuat relasi antaranggota keluarga menjadi renggang.
Ketua Panitia Natal Katedral Purwokerto, Sugeng Walujo, menegaskan bahwa perayaan Natal tahun ini berfokus pada penguatan kembali ikatan keluarga.
Melalui tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga”, umat diajak menemukan kembali kasih dan kebersamaan yang mulai tergerus oleh rutinitas dan teknologi.
“Titik beratnya adalah tema keluarga. Karena kondisi saat ini, di dalam anggota keluarga biasanya mulai renggang. Maka perlu direkatkan lagi, karena ada juga yang bilang teknologi justru membuat keluarga semakin jauh,” ujar Sugeng.
Selain menekankan relasi antarmanusia, Katedral Purwokerto juga menggaungkan pentingnya kepedulian terhadap alam melalui konsep pertobatan ekologis. Prinsip ini diwujudkan secara nyata dalam dekorasi Natal yang sepenuhnya memanfaatkan limbah dan barang bekas.
“Alam ini perlu dijaga. Kalau tidak dijaga ya rusak, dan akhirnya kita juga yang menanggung akibatnya. Tobat ekologis ini mengandung maksud bahwa menjaga alam bukan untuk satu dua golongan, tapi untuk semua. Sepanjang hidup kita harus menjaga ekologi,” katanya.
“Semua ornamen dibuat dari barang bekas, memanfaatkan limbah dan tidak memakai barang baru. Sekarang apa-apa harus serba hemat. Kita harus kembali menghargai alam dan tidak memakai barang sekali buang. Bahkan ada ornamen dari bekas karung semen,” kata Sugeng.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Katedral Kristus Raja Purwokerto tidak menghadirkan satu pohon Natal besar. Sebagai gantinya, gereja menampilkan puluhan pohon Natal kiriman dari masing-masing lingkungan jemaat.
Setiap pohon dihiasi foto-foto anggota keluarga, yang menjadi simbol kuat persatuan dan kebersamaan umat.
“Ada pohon Natal perwakilan dari masing-masing lingkungan. Jadi setiap lingkungan mengirimkan satu pohon yang dihiasi foto keluarga mereka,” ujar Sugeng.
Konsep Natal bertema keluarga dan lingkungan ini mendapat sambutan positif dari jemaat. Salah satunya Lusiana, yang menilai dekorasi Natal tersebut memiliki makna personal dan emosional.
“Harapannya Natal bisa menjadi perekat dengan keluarga. Di pohon Natal yang dihias ini ada foto-foto anggota keluarga. Itu menandakan bahwa Natal ini memang sebagai sarana untuk mempererat ikatan keluarga,” kata dia.
Melalui perayaan Natal 2025 ini, Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto berharap pesan cinta keluarga dan kepedulian terhadap alam dapat terus hidup dan diwujudkan dalam keseharian umat.