SERAYUNEWS – Ramadan selalu memiliki cerita tersendiri. Pada bulan ini banyak sekali momen-momen yang tidak akan Anda temukan di luar Ramadan. Salah satunya, tradisi menunggu azan magrib atau orang sebut ngabuburit.
Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan tradisi ngabuburit ini. Pada mulanya orang zaman dahulu memanfaatkan momen-momen menunggu datangnya magrib dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat, contohnya datang ke TPA atau majelis taklim terdekat, atau dengan mempersiapkan takjil untuk dibagikan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, ngabuburit seperti itu mulai orang tinggalkan dan ganti dengan kegiatan-kegiatan yang melenakan, bahkan bermaksiat.
Tentunya, hal ini sangat kita sayangkan, karena ini momen di mana seharusnya merupakan masa panen pahala.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa, akan tetapi ia tidak mendapat apapun dari puasanya melainkan rasa lapar.” (HR. Ibnu Majah).
Dalam hadis itu secara jelas Rasulullah menyebutkan bahwasanya bisa jadi puasa kita menahan lapar dan dahaga tidak memberikan apa-apa, melainkan lapar dan dahaga.
Maka dari itu, berikut tip agar ngabuburit kita lebih positif dan menjadi momen panen pahala.
Bulan Ramadan mempunyai nama lain Syahrul Quran. Rasulullah dan para sahabat selalu menjadikan Ramadan sebagai momen untuk lebih dekat dengan Al-Quran.
Dalam sebuah riwayat, Sayyidina Ibnu Abbas RA pernah berkata yang artinya, “Rasulullah orang yang paling lembut, terutama pada bulan Ramadan ketika malaikat Jibril AS menemuinya, dan mengajarkan kepadanya Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah merupakan orang yang paling lembut, yang lebih lembut dari angin yang berhembus.”
Dalam hadis itu dapat kita simpulkan bahwasanya Rasulullah menjadikan Ramadan sebagai momen beliau berinteraksi secara intens dengan Al-Qur’an.
Selain Rasulullah dan para sahabat, para ulama terdahulu pun selalu mengkhususkan bulan ini sebagai bulan mereka memperbanyak tadarus Al-Qur’an.
Imam Asy-Syafi’i pada masa hidupnya mengkhatamkan tilawah Al-Qur’an sebanyak dua kali dalam sehari selama Bulan Ramadan. Beliau sengaja meliburkan seluruh majelisnya agar dapat lebih fokus dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Istilah takjil barangkali adalah sesuatu yang tidak asing bagi kita. Jajanan atau makanan ringan yang biasanya berupa makanan manis atau gorengan untuk mengawali buka puasa.
Berbagi takjil bisa menjadi tip kedua untuk memaksimalkan momen puasa Ramadan ini. Bagi masyarakat Indonesia bagi-bagi takjil menjadi sebuah tradisi yang tidak pernah ketinggalan pada setiap sore bulan Ramadan.
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. At-Tirmidzi)
Dari hadis di atas kita bisa melihat bahwa memanfaatkan waktu ngabuburit dengan bagi-bagi takjil dapat menjadi pilihan yang jauh lebih baik. Allah menjanjikan pahala setara dengan orang yang berpuasa bagi yang memberikan takjil pada orang berbuka puasa.
Pada bulan Ramadan banyak sekali kita dapati masjid-masjid yang mengadakan kajian sebelum berbuka. Selain itu, kajian menjelang berbuka juga bisa kita temui di platform-platform media sosial seperti Youtube, Tiktok, dan platform – platform media sosial lainnya.
Kajian menjelang berbuka seperti ini juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk mengisi waktu ngabuburit agar bernilai manfaat.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang – bintang.” (HR. Abu Dawud)
Dari hadis di atas kita bisa melihat betapa mulianya orang yang menuntut ilmu, terlebih ketika pada bulan Ramadan, tentu Allah akan lipat gandakan kemuliaan itu.
Bulan Ramadan merupakan momen yang hanya akan kita dapati satu bulan selama setahun. Jadi, sudah seyogyanya kita harus memanfaatkan momen ini dengan sebaik mungkin, agar kita tidak menyesal setelah Ramadan pergi.
Salah satu bentuk usaha kita dalam memaksimalkan momen ini adalah dengan memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk beramal, termasuk pada detik-detik terakhir menjelang berbuka. *** Muhammad Abdurrahman