Ini adalah pantangan yang muncul di masa lalu. Mungkin, di masa sekarang sudah pudar. Salah satu pantangan yang muncul di masa lalu di wilayah eks Karesidenan Banyumas adalah pantangan bepergian pada Sabtu Pahing.
Sebelumnya, perlu dipahami Sabtu Pahing adalah hari Sabtu yang pasaran Jawanya adalah Pahing. Pasaran Jawa itu ada lima yakni Wage, Kliwon, Legi/Manis, Pahing, Pon. Setiap pasaran menempel pada hari dan berulang. Contohnya, Kamis 20 Mei 2021 adalah Kamis Legi/Manis, maka Jumat 21 Mei 2021 adalah Jumat Pahing. Selanjutnya, Sabtu 22 Mei 2021 adalah Sabtu Pon. Minggu 23 Mei 2021 adalah Minggu Wage. Senin 24 Mei 2021 adalah Senin Kliwon. Selasa 25 Mei 2021 kembali ke Legi alias Selasa Legi, selanjunya Rabu Pahing, dan terus berkesinambungan.
Dalam satu bulan, bisa dikatakan Sabtu Pahing secara umum hanya terjadi satu kali. Namun, bisa saja dalam satu bulan tidak ada Sabtu Pahing. Di tahun 2021, pada bulan Desember tidak ada Sabtu Pahing.
Lalu, mengapa ada pantangan bepergian Sabtu Pahing bagi orang eks Karesidenan Banyumas? Sabtu Pahing adalah hari kematian Adipati Wirasaba di masa lalu yakni Adipati Warga Utama I. Adipati Warga Utama I meninggal karena dibunuh oleh prajurit utusan Sultan Hadiwijaya dari Kraton Pajang.
Larangan bepergian pada Sabtu Pahing adalah bentuk penghormatan pada leluhur yakni Adipati Warga Utama I. Dalam masyarakat Jawa, hari kematian leluhur adalah hari spiritual. Artinya, di hari itu dihindari untuk melakukan hajat seperti pernikahan, bepergian, mendirikan rumah.
Jadi makna yang diinginkan adalah bahwa para keturunan mengingat kematian, mengingat Tuhan. Selain itu, menghormati para leluhur.
Namun, ada juga pendapat lain yang menyebutkan mengapa Sabtu Pahing dilarang bepergian. Hal itu karena Sabtu Pahing dimaknai sebagai hari terakhir. Karena itu, disebuut juga Sanaiscara yang berarti sebagai hari istirahat. Artinya memang hari untuk istirahat dan tidak bepergian.
Namun, sepertinya modernitas telah melunturkan pantangan atau pepaling soal dilarang bepergian pada Sabtu Pahing. Itulah realitasnya.
Wirasaba
Lalu apa sih daerah Wirasaba yang pernah dipimpin Adipati Warga Utama. Wirasaba adalah daerah milik Majapahit yang ada di utara Sungai Serayu. Daerah ini sangat luas. Batas di sebelah timur adalah Gunung Sindoro-Sumbing. Batas di sebelah barat adalah Kerawang. Wirasaba ini dikuasai oleh dinasti lokal Paguwon.
Adipati terakhir Wirasaba adalah Jaka Kaiman. Dia membuat pusat kekuasaan baru di tempat pertemuan Sungai Banyumas dan Sungai Pasinggangan. Jaka Kaiman inilah yang kemudian dikenal sebagai pemimpin pertama Banyumas.
Referensi
Sugeng Priyadi, Banyumas Antara Jawa dan Sunda
Sugeng Priyadi, Budaya Lokal Banyumas Membangun Integrasi Bangsa
Budiono Herusatoto, Simbolisme dalam Budaya Jawa
Ganjar Triadi, Simbol dan Makna Pepali Adipati Wirasaba dan Relevansi pada Masyarakat di Eks Karesidnean Banyumas.