SERAYUNEWS– Rektor Universitas Darunnajah Jakarta Dr. Hasan Darajat mengunjungi Pondok Pesantren Mumtaza, Prapas, Banjarnegara, Jumat (28/6/2024). Kunjungan tersebut dalam rangka mengapresiasi dan melihat praktik metode pembelajaran bahasa Arab yang ada di pesantren itu. Pimpinan Pesantren Mumtaza KH. Afit Juliat Nurcholis, MA menyambut kedatangan Rektor Universitas Darunnajah di Masjid Muhammad Al-Fatih.
Menurut Afit, sejarah berdirinya Pondok pesantren Mumtaza didasari pada empat pilar kurikulum utamanya yang menjadi kekhasan Mumtaza.
“Empat pilar pesantren kami adalah adab, alquran, bahasa Arab, dan life skill. Para santri harus memiliki empat hal itu,” kata Afit.
Sementara itu, Rektor Universitas Darunnajah Jakarta, Dr. Hasan Darajat juga berkesempatan menyampaikan kuliah singkatnya dengan bahasa Arab dan Inggris.
Rektor berharap agar Ponpes Mumtaza menyebarkan methode pembelajaran Bahasa Arabnya dengan mendirikan Training Center untuk pelatihan para guru bahasa Arab. “Kami berharap pesantren di seluruh Indonesia bisa memanfaatkan metode yang dimiliki pesantren Mumtaza untuk meningkatkan kemampuan guru-guru nya dalam pembelajaran bahasa Arab dan dirasat islamiyah,” katanya.
Tak hanya itu, Hasan bahkan memberikan kesempatan besar bagi para santri Mumtaza untuk meneruskan studinya di Universitas Darunnajah dari S1 hingga S3 di berbagai bidang keilmuan.
Ponpes Mumtaza berada di Dusun Prapas, RT.01/RW.08, Panggang, Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara.
Salah satu yang juga menjadi ciri dari Ponpes Mumtaza adalah praktik langsung terkait kegiatan keagamaan. Misalnya saja seperti pada Idul Adha lalu. Idul Adha 2024 jadi meriah bagi keluarga besar Ponpes Mumtaza di Prapas, Banjarnegara. Sebab, Idul Adha itu sebagai ajang praktik uji kompetensi. Para santri tidak hanya berperan sebagai imam dan khatib dalam salat Id, tetapi juga sebagai pelaksana utama kegiatan kurban.
Pada Senin (17/6/2024) lalu, seluruh santri dengan semangat bergegas menuju tanah lapang dusun Prapas yang hanya berjarak 300 meter dari Pondok. Dua santri yaitu Firdaus Nuzula (18 tahun) dan Zidan Mubarak (16 tahun), memimpin shalat Ied yang dihadiri oleh warga sekitar.