SERAYUNEWS– Pemimpin Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus meninggal dunia, Senin (21/4/2025). Ia wafat pada usia ke 88 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.
Pemimpin Umat Katolik pertama yang berasal dari Amerika Latin ini sempat dirawat pada Februari lalu karena menderita penyakit pneumonia serius dan keluar dari perawatan pada 23 Maret 2025.
“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kepergian Bapa Suci Kita Paus Fransiskus pada pukul 7.35 pagi ini [waktu setempat],” kata Kardinal Kevin Farrell yang mengumumkan di kanal TV Vatikan.
Paus Fransiskus lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Selain jadi Paus pertama yang berasal dari kawasan Amerika Latin, ia juga tercatat jadi Paus pertama yang berasal dari luar Eropa sejak abad ke-8. Sebelumnya diketahui Paus Fransiskus sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli di Roma karena infeksi paru-paru serius di kedua paru-parunya atau disebut pneumonia ganda.
Paus Fransiskus wafat sehari setelah menemui ribuan umat yang memadati Alun-alun Santo Petrus, Vatikan.Berkat untuk Kota dan Dunia yang disampaikan Paus dari Balkon Basilika Santo Petrus, Minggu (20/4/2025), adalah berkat terakhirnya untuk dunia. Dalam kesempatan tersebut, Paus kembali menegaskan pentingnya membangun dialog demi hadirnya perdamaian di dunia.
Saat menyapa umat dari balkon, Paus tampak terengah-engah. Pada Februari lalu, Paus mendapat perawatan khusus lantaran serangan pneumonia ganda yang serius. Setelah keluar dari rumah sakit, Paus tak banyak muncul di hadapan publik. Dokter meminta Paus mengurangi berbagai kegiatannya demi pemulihan. Namun, dalam rangkaian Pekan Suci menjelang Paskah, Paus menyempatkan diri berkunjung ke penjara dan menyapa umat.
Saat perayaan Paskah, Minggu, Paus sempat berkeliling naik mobil kepausan dan memberkati umat yang memadati Alun-alun Santo Petrus. Dia disambut dengan penuh sukacita dan tepuk tangan meriah. ”Paus mengajarkan kita untuk menghidupi nilai-nilai Injil dengan keyakinan, semangat, dan cinta universal, terutama bagi kaum miskin dan paling terpinggirkan,” kata Farrell.
”Dengan rasa syukur tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami serahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih Tuhan yang tak terbatas dan penuh belas kasihan,” ujar Farrell.
Dikutip dari berbagai sumber, Paus Fransiskus adalah paus pertama dari Amerika Latin. Dia merebut hati dunia dengan gaya kepemimpinannya yang sederhana dan senantiasa membela kaum lemah. Dalam berbagai kesempatan, Paus selalu menyerukan pembelaannya bagi kaum miskin. Dia menyerukan terus ditingkatkannya relasi lintas iman. Paus juga kerap melontarkan seruan perdamaian, terutama bagi tempat-tempat yang masih didera perang.
Kala pandemi Covid-19 melanda dunia, Paus meminta kepada dunia untuk memanfaatkan momen itu guna memikirkan ulang kerang ekonomi dan politik global yang mempertentangkan kaya-miskin. ”Kita menyadari bahwa kita berada di perahu yang sama. Kita semua rapuh dan bingung,” kata Paus di Alun-alun Santo Petrus yang kosong pada Maret 2020.
Ia menekankan perlunya semua orang untuk mendayung bersama melalui masa-masa sulit. Semua itu membuat Paus menjadi suara bagi yang tak bisa bersuara dan kerlip pengharapan.
Sebagaimana dilansir Vatican News, Paus menyampaikan berkatnya dengan berjuang keras untuk berbicara. Paus meminta agar pesannya dibacakan. Suaranya, meskipun terdengar lemah, menggema di Alun-alun Santo Petrus dan seluruh dunia.
”Selama 12 tahun masa kepausannya, Paus Fransiskus sejak hari pertama memelopori gerakan global untuk advokasi perdamaian. Melalui kata-kata, tindakan, dan perbuatan, ia menunjukkan keyakinannya yang tak tergoyahkan pada kekuatan rekonsiliasi, pentingnya dialog, serta urgensi untuk mengakhiri kekerasan dalam segala bentuknya,” demikian Vatican News.