Pecah! Ribuan Masyarakat Saksikan Malam Puncak Jerami Fest #2 di Karanglewas Banyumas
Bagikan:

SERAYUNEWS – Lapangan Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas berubah menjadi lautan manusia. Ribuan masyarakat antusias menyaksikan pertunjukan, pada malam puncak Jerami Fest #2, Sabtu (23/09/2022). Dua kali sukses terlaksana, even budaya ini bakal menjadi kegiatan tahunan.
“Kalau bicara puas, puas. Sukses, sukses karena lancar sampai hari terakhir. Antusias masyarakat juga tinggi. Tapi kalau bicara event budaya, tidak ada batasannya,” kata Penggagas Jerami Fest, Titut Edi Purwanto, Sabtu malam.
Tari kolosal yang dimainkan oleh puluhan orang, serta kolaborasi dengan musikalitas cukup memukau para pengunjung. Putri Jerami Emas, menjadi icon pada pertunjukan saat itu.
Pada rangkaian sejak awal, tidak hanya lomba membuat wong-wongan, event kali ini juga ada performing art dari warga desa setempat, teaterawan Sugiarto, desainer Eka Risma dan penari Trika dalam pagelaran Jerami Fest.
Selain itu ada pula lomba tari kreasi, macapatan dan karawitan, hadroh, kentongan, live music dari musisi Banyumas Raya, pemutaran film, serta bedah lagu karya Titut Edi Purwanto.
Rangkaian kegiatan selama sepekan juga mampu menyedot antusias masyarakat untuk datang. Salah satu indikator keberhasilan even ini adalah tingginya perputaran ekonomi selama acara berlangsung.
“Data menunjukkan ada perputaran ekonomi sampai Rp757 juta, selama even ini berlangsung,” kata Kades Pangebatan, Agus Suroto.
Dia yang juga sebagai ketua panitia menyampaikan, selama even berlangsung, setidaknya ada 106 pelaku UMKM yang membuka lapak di lokasi. Selain itu juga ada stand dari 20 desa se Kecamatan Karanglewas.
“Setidaknya ini bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Titut menyampaikan, Jerami Fest bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal hasil kreativitas para petani. Di masa lalu, para petani membuat memedi atau orang-orangan sawah sebagai media pengusir pengganggu tanaman seperti burung dan hama lainnya.
“Petani adalah seniman. Tidak hanya menghasilkan beras, makanan sehari-hari, tapi juga membuat karya instalasi yang menarik dengan olah rasa dan daya pikirnya,” kata Titut.
Seniman Padhepokan Cowongsewu ini menambahkan, padi merupakan saripati bumi. Sejak masa lalu, petani berjasa atas ketahanan pangan masyarakat Indonesia.
Para peserta membuat wong-wongan berbahan jerami, dengan rangka bambu dalam waktu 2 jam. Hasil karya mereka ini, di pajang selama pagelaran berlangsung. “Lewat karya ini, saya ingin mengingatkan kembali kepada masyarakat, bahwa petani adalah leluhur yang harus dilestarikan karyanya,” kata dia.
Camat Karanglewas Dwi Nur Wijayanto mengapresiasi kegiatan ini. Melalui Jerami Fest, setidaknya bisa melestarikan kearifan lokal. Tontonan yang sekaligus menjadi tuntutan, untuk berperilaku dalam kehidupan. Selain itu juga menjadi media mengenalkan potensi daerah yang ada.