Pertamina (Persero) Integrated Terminal Cilacap menggelar simulasi kebakaran di area pompa marine fuel oil (MFO). Latihan/simulasi kebakaran digelar untuk meningkatkan kesigapan dan kecepatan tim Organisasi Keadaan Darurat (OKD).
Cilacap, serayunews.com
Simulasi digelar dengan melibatkan seluruh jajaran pegawai dan pekerja di area Integrated Terminal Cilacap yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jumat (25/3/2022).
Dalam simulasi atau latihan pemadaman tersebut, digambarkan adanya insiden kebakaran bahan bakar MFO di area pompa MFO Utara yang terjadi pada Jumat (25/3) sekira pukul 14.30 WIB.
Mengetahui ada kebakaran tersebut, seluruh pekerja di sekitar lokasi kebakaran, dievakuasi dan diarahkan berkumpul di titik kumpul (assembly point). Akan tetapi, saat ada di titik kumpul terdapat kegaduhan adanya pekerja yang disandera, namun aksi itu bisa digagalkan oleh keamanan setempat, dan pelaku berhasil diringkus.
Pada insiden itu juga dievakuasi seorang pekerja yang mengalami cedera patah tulang akibat terperosok di saluran air. Korban dievakuasi menggunakan ambulans dan dibawa ke RSP Cilacap.
Adapun upaya pemadaman mengerahkan tim OKD dibantu dengan tim Damkar Cilacap, tak selang lama api bisa di padamkan dan dinyatakan padam pada pukul 14.10 WIB.
Diduga penyebab kebakaran tersebut diindikasikan dari listrik statis yang menimbulkan percikan api, sehingga menyambar MFO yang tercecer akibat ada kebocoran pompa.
Meski sempat terbakar, peristiwa tersebut tidak berpengaruh terhadap stok dan suplai dinyatakan aman. Sebab bagian yang terbakar secara visual sudah di cek secara maintenance dan masih bisa dioperasikan kembali dan bahan bakar yang tercecer sudah ditangani dengan vakum truk sebanyak 400 KL.
Integrated Terminal Manager Cilacap Yuliarto Adiwibowo mengatakan, latihan simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesigapan tim menangani kebakaran dalam kondisi apapun. Sehingga apabila terjadi kebakaran bisa ditangani dengan cepat dan tepat.
“Tujuannya kita harus siap untuk melakukan pemadaman kapanpun, jam berapapun, jika ada kejadian kita sudah terbiasa menangani. Kita juga sudah ada organisasi pemadam yang penting tahu tugas dan wewenangnya masing-masing,” ujarnya.
Yuliarto menambahkan, penanganan kebakaran setiap kategori berbeda penanganannya. Untuk itu, peningkatan pelatihan penanganan kebakaran juga untuk mengukur kecepatan penanganan, sehingga dampak yang timbul bisa diminimalisir sekecil mungkin. Jika tidak bisa ditangani secara mandiri, maka penanganan akan melibatkan berbagai unsur seperti TNI Polri, Damkar, Pam Obvit, PT KPI RU IV Cilacap serta unsur lainnya.
“Secara evaluasi cukup bagus, hanya kalau bisa ditingkatkan kecepatannya. Yang diharapkan tidak ada kejadian seperti itu, tapi dengan latihan (simulasi) setiap tim yang ada di Organisasi Keadaan Darurat (OKD) sigap dan sudah biasa menanganinya,” katanya.