Hal tersebut terungkap saat rapat persiapan pengembangan kawasan Pelabuhan Perikanan Cilacap (PPSC). Rapat ini dihadiri Direktur Pelabuhan Perikanan pada Dirjen Perikanan Tangkap Frits Penehas Lesnussa, Wakil Bupati Syamsul Auliya Rachman, Kepala PPSC Imas Masriah, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perikanan Cilacap, Dinas Lingkungan Hidup Cilacap, Dinas PUPR Cilacap, BAPPEDA Cilacap dan KSOP Cilacap. Bertempat di Balai Pertemuan Break Water PPSC Cilacap, Jumat (19/02/2021).
Pada kesempatan tersebut, Direktur Pelabuhan Perikanan Frits Penehas Lesnussa menyampaikan bahwa pengembangan PPSC masih dalam tahap awal dan masih banyak tahap yang harus dipersiapkan.
“Pengembangan PPSC masih dalam tahap survey, mudah-mudahan memenuhi seluruh syarat, kami berencana mengembangkan pelabuhan di utara itu Jakarta, mudah-mudahan di selatan itu Cilacap,” ujarnya, Jumat (19/02).
Dijelaskan lebih lanjut, pihaknya akan menggandeng kerjasama dengan pihak asing. Kendati demikian, untuk pembangunan setiap tahunnya, PPSC juga mendapat anggaran dari APBN Pusat.
“Konkrit anggarannya belum tahu, karena ini kerjasama dengan pihak asing, tapi setiap tahun ada anggaran dari APBN membantu Cilacap untuk pengembangan,” katanya.
Dijelaskan Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Imas Masriah mengatakan, bahwa pengembangan pelabuhan untuk meningkatkan operasional di pelabuhan dan menunjang perekonomian pada pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan misi PPSC yaitu menyediakan fasilitas dan jasa yang berorientasi pada tingkat pertumbuhan usaha perikanan.
Selain itu, pengembangan pelabuhan juga untuk meningkatkan volume dan kualitas produksi hasil perikanan, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan negara berupa pajak, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Dijelaskan Imas, Saat ini PPSC memiliki empat jenis dermaga yakni dermaga lapor, dermaga A, dermaga B, dan dermaga C dengan keseluruhan kapasitas kapal saat ini 772, sehingga masih dibutuhkan pengembangan.
“Rencana anggaran master plant tahun 2007 sekitar Rp 286 miliar, dulu desainnya 10 hektar di sebelah utara, membangun ke arah laut, nanti kita kaji ulang apakah dengan kondisi alam masih memungkinkan atau dengan desain yang baru,” katanya.
Dijelaskan Imas, jika menambah luas 10 hektar dan kolam C direvitalisasi, di area 10 hektar, perkiraannya bisa menampung 127 kapal berbobot 60 gross tonnage (GT), sehingga nantinya bisa mengatur kembali antara kapal nelayan kecil, kapal nelayan di bawah atau di atas 30 gross tonnage.
“Karena PPSC berhadapan langsung dengan daerah penangkapan ikan di WPP 573 Samudera Hindia memiliki potensi yang luar biasa, tidak perlu cari jauh-jauh tinggal keluar sudah langsung daerah penangkapan ikan, kenapa tidak untuk dikembangkan, nanti kapal yang ada disana tidak pulang ke Jakarta atau Benoa tapi pulang ke Cilacap, mendaratkan hasil tangkapannya ke sini itu yang menjadi target dan ekspor meningkat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menyambut baik rencana pengembangan PPSC. Untuk itu, pihaknya mendukung seiring dengan ditetapkannya Cilacap sebagai Pusat Kegiatan Nasional.
“Ada tiga prioritas yang menurut kami akan dikembangkan di Cilacap, pertama menjadi daerah pengembangan industri energi, kedua pengembangan industri pertanian, ketiga adalah potensi pengembangan industri perikanan,” ujar Wabup.
Ia berharap nantinya di Cilacap ada industri perikanan terpadu baik berupa perikanan tangkap laut maupun yang perikanan budidaya, sehingga dalam pengembangan industri tersebut, menurutnya Pemkab Cilacap siap mendukung.